PERAN PERAWAT KOMUNITAS
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH STRESS KERJA DILINGKUNGAN KOTA
MATA
KULIAH SOSILOGI KESEHATAN
Oleh
Rani
Khairani
NIM:
1602083
PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS FPOK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2016/2016
Peran Perawat Komunitas
Dalam Menyelesaikan Masalah Stress Dalam Kerja di Kota
Oleh
: Rani Khairani. 1602083
Stress
di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja
di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian
besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu sibuk dalam penyelesaian
tugas, kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga, dan beban
kerja yang berlebihan.
Menurut
teori general adaptation syndrome yang telah dibuat oleh Hans Selye tahun 1950,
ada tiga tahapan yang sehubungan dengan tanggapan terhadap stress manusia,
yaitu tahap kecemasan, tahap perlawanan, dan tahap keletihan.
Menurut Robbins ada tiga sumber
utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress pada pekerja yaitu:
(1) Faktor Lingkungan
Keadaan
lingkungan yang tidak menentu atau labil yang akan dapat menyebabkan pengaruh
pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Seperti
musim hujan ataupun panas.
(2) Faktor Organisasi
Organisasi
biasanya menekanan kehendak peraturan yang ada dalam peraturan organisasi
tersebut seperti ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh organisasi itu.
(3) Faktor Individu
Pada dasarnya faktor yang terkait
dalam masalah individu seperti masalah ekonomi pribadi dan sifat pribadi dari
keturunan. Hubungan pribadi dalam kelurga yang kurang baik bahkan menimbulkan
konflik akan menimbulkan akibat stress pada kerja karena terbawa dalam
pekerjaan. Sedangkan masalah ekonomi tergantung bagaimana sifat pribadi yang
dapat mengelola pemasukan dan penggeluarannya atau lingkungannya.
Jenis-Jenis Stress
Kerja
Menurut Quick
dan Quick jenis stress terbagi menjadi dua, yaitu:
- Eustress,
yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat dapat sehat,
positif, dan konstruktif atau (bersifat membangun).
- Distress,
yaitu hasil dari respon terhadap stress yang tidak baik bersifat tidak
sehat, negative atau (bersifat merusak).
Belajar
membagi waktu kerja dan istirahat (tidur, relaksi, dsb). Ini juga hampir sama
pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang boleh
dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stress di tempat
kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras
yang berlebihan dan tidak memanfaatkan waktu sebik-baiknya. Ini bukanlah cara
efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari
stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Tetapi hal ini dilakukan oleh
kebanyakan orang agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam bekerja. Seharusnya
diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan.
Cox
membagi empat jenis kosekuensi kepada pekerja yang dapat ditimbulkan stress,
yaitu:
- Pengaruh
psikologis, yang berupa kegelisahan, kelesuan, depresi, agresi, kebosanan,
kekecewaan, kelelahan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah.
- Pengaruh
prilaku, yang berupa penyalahgunaan obat-obatan, menurunya semanagat dalam
berolahraga yang akan menimbulkannya beberapa penyakit.
- Pengaruh
kognitif, yaitu ketidak mampuan dalam mengambil keputusan.
- Pengaruh
fisiologis, yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang sudah
diderita sebelumnya atau memicu timbulnya penyakit baru(tertentu).
Perawat adalah profesi yang
difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka
dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan
kualitas hidup dari lahir sampai mati. Melihat dampak konflik pekerjaan yang
berakibat rendahnya kepuasaan kerja maka diperlukan suatu upaya untuk
menanggulanginya antara lain dengan menggunakan sumber-sumber positif yang ada
di sekitar individu yaitu dukungan social. Mengartikan dukungan social sebagai
tersedianya hubungan sosial, baik berasal dari atasan, rekan kerja, lingkungan,
dan keluarga.
Perawat komunitas khususnya seorang magister keperawatan komunitas
dapat melakukan promosi kesehatan terkait bahaya dalam stres kerja dengan
mengintegrasikannya saat memberikan asuhan keperawatan komunitas. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian,
perumusan masalah, penyusunan perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Pelaksanaannya di masyarakat akan diadakan berbagai pertemuan yaitu:
Pertemuan 1: pertemuan untuk berkenalan dengan masyarakat dan
menyusun rencana pengkajian komunitas.
Pertemuan 2: pertemuan untuk menyajikan hasil pengkajian,
merumuskan masalah dengan masyarakat, dan menyusun rencana tindakan (plan of
action). Pada saat inilah kita akan menegakan diagnosa terkait bahaya stres
dalam kerja pada karyawan atau masyarkat yang memiliki terkaitnya dalam
pekerjaan. Lalu kita menyusun bersama masyarakat program untuk mengatasi
diagnosa terkait bahaya dalam stres kerja berlebihan tersebut. Diantaranya kita
akan mengadakan penyuluhan bahaya stres dalam kerja dengan cara membuka usaha
sendiri, mengadakan olahraga/senam pagi rutin akhir pekan.
Pertemuan-pertemuan intervensi: pertemuan untuk mengintervensi
diagnosa keperawatan komunitas. Pada saat inilah kita melakukan implementasi
program-program yang telah kita rencanakan termasuk program terkait bahaya
dalam stres kerja.
Pertemuan akhir: pertemuan untuk terminasi pada masyarakat dan
menyerahkan seluruh rencana intervensi berkelanjutan (plan of actions) untuk
dapat dilaksanakan mandiri oleh masyarakat sepenuhnya termasuk program terkait
bahaya stres kerja.
Selain itu perawat
komunitas khususnya seorang magister keperawatan komunitas, bisa mengatasi
masalah kesehatan stres kerja pada masyarakat dengan mengintegrasikannya dengan
asuhan keperawatan keluarga. Masalah
dalam stres kerja harus menjadi hal yang patut untuk diperhatikan dan diangkat
menjadi diagnosa keperawatan keluarga. Untuk selanjutnya diagnosa dan rencana
intervensi keperawatan tersebut bisa di imlementasikan dan terakhir dievaluasi.
Fenomena stre pada
kerja saat ini sangat memprihatinkan. Fenomena tersebut dapat menyebabkan
masalah-masalah kesehatan baik itu fisik maupun psikologis. Oleh karena itu,
kita sebagai pelaku promosi kesehatan wajib memeberi arahan jam-jam yang harus
digunakan dalam bekerja dan jam-jam dimana sistem saraf kita harus
beristirahat. Perawat komunitas sebagai bagian dari pelaku promosi kesehatan
wajib ikut serta dalam mengatasi stres dalam kerja dengan mengintegrasikan
asuhan keperawatan komunitas (termasuk didalamnya asuhan keperawatan keluarga) dengan masalah stres
dalam kerja yang berlebihan.
Prinsip promosi
kesehatan dari WHO (2001): Pemberdayaan, multi strategi, lintas sektor,
keadilan/ equtable, sustainable, holistic dan partisipatif. Konsep promosi
kesehatan yang dikemukakan dalam Ottawa Charter: Membangun Public Policy,
Membentuk lingkungan yang mendukung, me-orientasikan kembali pelayanan
kesehatan, mengembangkan kemampuan pribadi, dan menguatkan aktivitas komunitas.
Prinsip dan konsep teori promosi kesehatan tersebut hendaknya selalu diintegrasikan
dengan konsep teori keperawatan komunitas dalam tingkatan teoritis maupun
tingkatan praktis.
Daftar Pustaka
Judul essay yang saya buat adalah “Peran Perawat Komunitas Dalam
Menyelesaikan stres dalam kerja”. Essay ini saya buat karena saya sering
melihat fenomena masyarakat stres dalam pekerjaannya. Para karyawan membiasakan
diri kerja berlebihan atau disebut lembur hingga jadwal istirahat yang
diperlukan tubuh sangatlah kurang. Fenomena yang saya lihat tidak sampai hanya
disitu saja, saya melihat bahwa stress kerja tersebut menyebabkan
masalah-masalah fisik maupun psikis yang serius pada perkerja. Jika hal
tersebut tidak diatasi maka pada akhirnya akan rusaklah masyarakat yang sibuk
akan hal kerjanya. Oleh karena itu kita wajib untuk berkomitmen untuk mengatasi
masalah stress dalam kerja tersebut.
Cara menangani masalah tersebut yaitu dengan mengoptimalkan fungsi
asuhan keperawatan komunitas dan keluarga diintegrasikan dengan konsep promosi
kesehatan. Intervensi kita lakukan buka hanya di level individu dan keluarga
tetapi juga harus menyeluruh termasuk intervensi pada level kebijakan. Harus
ada peraturan yang membatasi jam kerja. Diagnosa keperawatan yang berkaitan
dengan masalah ini harus menjadi salah satu prioritas yang harus ditegakkan
sehingga dapat di intervensi dalam level asuhan keperawatan keluarga maupun
asuhan keperawatan komunitas.
Saya sudah banyak mengetahui masalah-masalah kesehatan yang
terdapat di Indonesia termasuk diantaranya masalah stress kerja yang saya bahas
pada essay saya. Namun saya belum banyak mengetahui cara untuk menangani dan
mencegah masalah tersebut terjadi. Dengan saya mempelajari mata kuliah
sosiologi kesehatan, saya sebagai calon magister keperawatan menjadi lebih
mengetahui cara-cara yang harus saya lakukan untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut. Setelah saya mempelajari mata kuliah ini, pengetahuan
saya terbuka ternyata tidak hanya dengan pendidikan kesehatan yang harus kita
lakukan, tetapi juga harus menggunakan intervensi lain seperti pengembangan
masyarakat dan intervensi di level kebijakan. Dengan melakukan intervensi yang
komprehensif maka masalah-masalah tesebut akan terselesaikan.
Kedepananya saya akan semakin mengasah pengetahuan dan
keterampilan saya di bidang keperawatan komunitas termasuk pengetahuan dan
keterampilan tentang promosi kesehatan. Selain itu kedepannya saya akan mencoba
mempraktikan pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tersebut
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar