Selasa, 06 Desember 2016

PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH STRESS KERJA DILINGKUNGAN KOTA
MATA KULIAH SOSILOGI KESEHATAN








Oleh
Rani Khairani
NIM: 1602083




PRODI KEPERAWATAN
FAKULTAS FPOK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016/2016




Peran Perawat Komunitas Dalam Menyelesaikan Masalah Stress Dalam Kerja di Kota
Oleh : Rani Khairani. 1602083
Stress di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu sibuk dalam penyelesaian tugas, kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga, dan beban kerja yang berlebihan.
Menurut teori general adaptation syndrome yang telah dibuat oleh Hans Selye tahun 1950, ada tiga tahapan yang sehubungan dengan tanggapan terhadap stress manusia, yaitu tahap kecemasan, tahap perlawanan, dan tahap keletihan.
            Menurut Robbins ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress pada pekerja yaitu:
 (1) Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu atau labil yang akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Seperti musim hujan ataupun panas.
 (2) Faktor Organisasi
Organisasi biasanya menekanan kehendak peraturan yang ada dalam peraturan organisasi tersebut seperti ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh organisasi itu.
 (3) Faktor Individu
            Pada dasarnya faktor yang terkait dalam masalah individu seperti masalah ekonomi pribadi dan sifat pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi dalam kelurga yang kurang baik bahkan menimbulkan konflik akan menimbulkan akibat stress pada kerja karena terbawa dalam pekerjaan. Sedangkan masalah ekonomi tergantung bagaimana sifat pribadi yang dapat mengelola pemasukan dan penggeluarannya atau lingkungannya.

Jenis-Jenis Stress Kerja
Menurut Quick dan Quick jenis stress terbagi menjadi dua, yaitu:
  1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang bersifat dapat sehat, positif, dan konstruktif atau (bersifat membangun).
  2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stress yang tidak baik bersifat tidak sehat, negative atau (bersifat merusak).
Belajar membagi waktu kerja dan istirahat (tidur, relaksi, dsb). Ini juga hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stress di tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan dan tidak memanfaatkan waktu sebik-baiknya. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Tetapi hal ini dilakukan oleh kebanyakan orang agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam bekerja. Seharusnya diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan.
Cox membagi empat jenis kosekuensi kepada pekerja yang dapat ditimbulkan stress, yaitu:
  1. Pengaruh psikologis, yang berupa kegelisahan, kelesuan, depresi, agresi, kebosanan, kekecewaan, kelelahan, kehilangan kesabaran, harga diri yang rendah.
  2. Pengaruh prilaku, yang berupa penyalahgunaan obat-obatan, menurunya semanagat dalam berolahraga yang akan menimbulkannya beberapa penyakit.
  3. Pengaruh kognitif, yaitu ketidak mampuan dalam mengambil keputusan.
  4. Pengaruh fisiologis, yaitu menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik yang sudah diderita sebelumnya atau memicu timbulnya penyakit baru(tertentu).

            Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Melihat dampak konflik pekerjaan yang berakibat rendahnya kepuasaan kerja maka diperlukan suatu upaya untuk menanggulanginya antara lain dengan menggunakan sumber-sumber positif yang ada di sekitar individu yaitu dukungan social. Mengartikan dukungan social sebagai tersedianya hubungan sosial, baik berasal dari atasan, rekan kerja, lingkungan, dan keluarga. 
Perawat komunitas khususnya seorang magister keperawatan komunitas dapat melakukan promosi kesehatan terkait bahaya dalam stres kerja dengan mengintegrasikannya saat memberikan asuhan keperawatan komunitas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, perumusan masalah, penyusunan perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pelaksanaannya di masyarakat akan diadakan berbagai pertemuan yaitu:
Pertemuan 1: pertemuan untuk berkenalan dengan masyarakat dan menyusun rencana pengkajian komunitas.
Pertemuan 2: pertemuan untuk menyajikan hasil pengkajian, merumuskan masalah dengan masyarakat, dan menyusun rencana tindakan (plan of action). Pada saat inilah kita akan menegakan diagnosa terkait bahaya stres dalam kerja pada karyawan atau masyarkat yang memiliki terkaitnya dalam pekerjaan. Lalu kita menyusun bersama masyarakat program untuk mengatasi diagnosa terkait bahaya dalam stres kerja berlebihan tersebut. Diantaranya kita akan mengadakan penyuluhan bahaya stres dalam kerja dengan cara membuka usaha sendiri, mengadakan olahraga/senam pagi rutin akhir pekan.
Pertemuan-pertemuan intervensi: pertemuan untuk mengintervensi diagnosa keperawatan komunitas. Pada saat inilah kita melakukan implementasi program-program yang telah kita rencanakan termasuk program terkait bahaya dalam stres kerja.
Pertemuan akhir: pertemuan untuk terminasi pada masyarakat dan menyerahkan seluruh rencana intervensi berkelanjutan (plan of actions) untuk dapat dilaksanakan mandiri oleh masyarakat sepenuhnya termasuk program terkait bahaya stres kerja.
Selain itu perawat komunitas khususnya seorang magister keperawatan komunitas, bisa mengatasi masalah kesehatan stres kerja pada masyarakat dengan mengintegrasikannya dengan asuhan keperawatan keluarga.  Masalah dalam stres kerja harus menjadi hal yang patut untuk diperhatikan dan diangkat menjadi diagnosa keperawatan keluarga. Untuk selanjutnya diagnosa dan rencana intervensi keperawatan tersebut bisa di imlementasikan dan  terakhir dievaluasi.
Fenomena stre pada kerja saat ini sangat memprihatinkan. Fenomena tersebut dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan baik itu fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, kita sebagai pelaku promosi kesehatan wajib memeberi arahan jam-jam yang harus digunakan dalam bekerja dan jam-jam dimana sistem saraf kita harus beristirahat. Perawat komunitas sebagai bagian dari pelaku promosi kesehatan wajib ikut serta dalam mengatasi stres dalam kerja dengan mengintegrasikan asuhan keperawatan komunitas (termasuk didalamnya asuhan  keperawatan keluarga) dengan masalah stres dalam kerja yang berlebihan.
Prinsip promosi kesehatan dari WHO (2001): Pemberdayaan, multi strategi, lintas sektor, keadilan/ equtable, sustainable, holistic dan partisipatif. Konsep promosi kesehatan yang dikemukakan dalam Ottawa Charter: Membangun Public Policy, Membentuk lingkungan yang mendukung, me-orientasikan kembali pelayanan kesehatan, mengembangkan kemampuan pribadi, dan menguatkan aktivitas komunitas. Prinsip dan konsep teori promosi kesehatan tersebut hendaknya selalu diintegrasikan dengan konsep teori keperawatan komunitas dalam tingkatan teoritis maupun tingkatan praktis.

Daftar Pustaka

Judul essay yang saya buat adalah “Peran Perawat Komunitas Dalam Menyelesaikan stres dalam kerja”. Essay ini saya buat karena saya sering melihat fenomena masyarakat stres dalam pekerjaannya. Para karyawan membiasakan diri kerja berlebihan atau disebut lembur hingga jadwal istirahat yang diperlukan tubuh sangatlah kurang. Fenomena yang saya lihat tidak sampai hanya disitu saja, saya melihat bahwa stress kerja tersebut menyebabkan masalah-masalah fisik maupun psikis yang serius pada perkerja. Jika hal tersebut tidak diatasi maka pada akhirnya akan rusaklah masyarakat yang sibuk akan hal kerjanya. Oleh karena itu kita wajib untuk berkomitmen untuk mengatasi masalah stress dalam kerja tersebut.
Cara menangani masalah tersebut yaitu dengan mengoptimalkan fungsi asuhan keperawatan komunitas dan keluarga diintegrasikan dengan konsep promosi kesehatan. Intervensi kita lakukan buka hanya di level individu dan keluarga tetapi juga harus menyeluruh termasuk intervensi pada level kebijakan. Harus ada peraturan yang membatasi jam kerja. Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah ini harus menjadi salah satu prioritas yang harus ditegakkan sehingga dapat di intervensi dalam level asuhan keperawatan keluarga maupun asuhan keperawatan komunitas.
Saya sudah banyak mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Indonesia termasuk diantaranya masalah stress kerja yang saya bahas pada essay saya. Namun saya belum banyak mengetahui cara untuk menangani dan mencegah masalah tersebut terjadi. Dengan saya mempelajari mata kuliah sosiologi kesehatan, saya sebagai calon magister keperawatan menjadi lebih mengetahui cara-cara yang harus saya lakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Setelah saya mempelajari mata kuliah ini, pengetahuan saya terbuka ternyata tidak hanya dengan pendidikan kesehatan yang harus kita lakukan, tetapi juga harus menggunakan intervensi lain seperti pengembangan masyarakat dan intervensi di level kebijakan. Dengan melakukan intervensi yang komprehensif maka masalah-masalah tesebut akan terselesaikan.

Kedepananya saya akan semakin mengasah pengetahuan dan keterampilan saya di bidang keperawatan komunitas termasuk pengetahuan dan keterampilan tentang promosi kesehatan. Selain itu kedepannya saya akan mencoba mempraktikan pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar