Selasa, 06 Desember 2016

PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PEDESAAN
MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN
 





Oleh
Riri Sri  Rahma
1607291


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016



 Pelaksanaa Program Keluarga Berencana (KB) di Pedesaan
Oleh : Riri Sri Rahma, 1607291

            Keluarga Berencana atau yang biasa disingkat KB adalah salah satu program yang dibuat pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meluapnya jumlah penduduk indonesia yang menduduki posisi nomer empat terbanyak di dunia. Jika tidak dikendalikan, maka ledakan penduduk ini akan menjadi sesuatu hal yang menyebabkan sebuah masalah sosial yang akan timbul dan mengganggu pembangunan bangsa. Kemudian essay ini dibuat tidak semata-mata untuk mempromosikan progam Keluarga Berencana yang dikembangkan oleh pemerintah, akan tetapi essay ini diharap bisa membangunkan kesadaran masyarakat luas terutama masyarakat pedesaan serta diharapkan untuk dapat memberikan informasi yang lebih spesifik akan pentingnya penerapan program KB dalam keluarga, seperti apa yang telah dijelaskan mengenai program KB tersebut, manfaat dan dampaknya bagi keluarga pengguna maupun masyarakat sekitar.
            Program Keluarga Berencana ini merupakan sebuah program yang berada dibawah pengawasan dan naungan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Lembaga inilah yang mengelola dan mengatur pelaksanaan program Keluarga Berencana bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan mengkampanyekan program Keluarga Berencana atau KB tersebut. Masyarakat diajak untuk mengikuti dan penerapkan program KB, tujuannya adalah untuk menekan  jumlah keluarga untuk bisa dikendalikan. Program ini dimaksudkan untuk membatasi jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga. Yang diharapkan dalam sebuah keluarga ideal adalah memiliki dua anak saja. Dengan jargon yang pada awalnya berbunyi “dua anak cukup” menjadi “dua anak lebih baik”, program keluarga berencana ini kembali di promosikan kepada masyarakat. Pada masa pemerintahan bapak Presiden Soeharto yang dinilai telah berhasil menjalankan program ini, ingin dicontoh oleh pemerintah sekarang dalam mengatasi masalah ledakan penduduk di Indonesia.
            Adapun manfaat dari Keluarga Berencana ini yaitu :
1.      Mengatur jumlah kelahiran dan anak dalam keluarga. Diharapkan terjadi peningkatan kualitas hidup dalam kehidupan berkeluarga dan dalam masyarakat sosial.
2.      Membantu pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boommer.
3.      Penggunaan kondom akan menguragi resiko penyebaran penyakit menular melalui hubungan seks.
4.      Meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. Sebab, anggaran keuangan keluarga bisa digunakan untuk membeli makanan yang lebih berkualitas dan bergizi.
5.      Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran, juga menghindari kehamilan dalam waktu yang singkat.

Menurut penelitian, pendidikan yang minim di pedesaan membuat masyarakat pedesaan bertanya-tanya dan cenderung ragu untuk menerapkan program ini, makadari itu selain kita memberikan pengetahuan kepada masyarakat, pihak keluargapun sangat berperan penting untuk mendukung jalannya program untuk dapat menimbulkan perasaan yakin , aman dan nyaman dalam menerapkan pada program tersebut.
Program Kb ini tentu memiliki dampak positif dan negatif yang akan ditimbulkan. Seperti manfaat Program Kb untuk pemerintah dan masyarakat luas, seperti yang kalian tau bahwa Pemerintah seakan melihat bahwa semakin banyaknya bayi yang dilahirkan akan semakin menambah pula jumlah penduduk indonesia dikemudian. Jumlah penduduk yang saat ini sudah besar, akan bertambah lebih besar lagi. Dan ini akan semakin menambah “beban” pemerintah dalam mengatur rakyatya. Pemerintah memang menganggap ini sebagai beban, ya karena memang akan semakin banyak orang yang diurusi sehingga semakin banyak waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan, maka haruslah segera diatasi masalah ledakan penduduk ini dengan mencanangkan kembali program kb untuk menekan jumlah pertumbuhan penduduk indonesia. Dengan semakin sedikitnya jumlah penduduk yang ada maka semakin sedikit pula biaya yang harus dikeluarkan dalam penanganan urusan masyarakat ini. Sasaran utama program ini adalah penduduk pedesaan. Karena mereka dianggap masih memiliki informasi yang sedikit tentang keutamaan dan manfaat yang dapat diperoleh dari program pemerintah ini. Selain itu ada pula efek samping penggunaan alat kontrasepsi kb, efek samping alat kontrasepsi memang masih menjadi perdebatan karena tidak semua orang mengalami hal yang sama. Ini bergantung dari jenis alat kontrasepsi yang digunakan, dan juga kondisi tubuh dari para penggunanya. Alat kontrasepsi sendiri merupakan alat yang dipercaya dapat mengontrol dan mengendalikan tingkat kehamilan pada wanita. Gejala yang umum adalah rasa pusing dan mual. Hal ini tentu saja sangat mengganggu aktifitas. Oleh karena itu, para ibu pun dituntut untuk pandai dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang dirasa cocok, aman dan nyaman untuk diterapkan pada dirinya. Dan untuk mengetahui hal tersebut, sangat perlu untuk berkonsultasi ke dokter atau bidan sehingga anda tidak akan salah pilih dalam memakai alat kontrasepsi.  Pada saai ini jenis KB suntik adalah salah satu metode mencegah kehamilan yang banyak digunakan di negara-negara berkembang.
Dengan melakukan penyuluhan ke desa-desa yang minim informasi, akan semakin membantu masyarakat dan keluarga untuk mengendalikan jumlah anak. Semakin pelosok dan terpencil desa yang didatangi akan semakin sulit program ini akan diterima. Karena  ketidak tahuan masyarakat dan para tokoh-tokohnya membuat program ini ditolak mentah-mentah. Apalagi tokoh-tokoh agama yang kala itu masih menganggap KB adalah upaya pembunuhan calon bayi membuat masyarakat semakin tetap pada pendiriannya untuk menolak program ini. Berangsur-angsur dari tahun ke tahun berkat kegigihan para pejuang KB pada masanya, masyarakat negeri ini mulai sadar dan mengerti bahwa ternyata program KB bukanlah program pembunuhan calon bayi. Namun program untuk mengatur kelahiran bayi supaya tidak terlalu berdekatan dan tidak terlalu banyak.
Nampaknya hal ini memang tidak mudah dilakukan. Selama berpuluh tahun para pejuang KB di lapangan terus mengupayakan dan menyadarkan masyarakat bahwa program KB ini adalah salah satu program yang dapat menghantarkan mereka memiliki keluarga yang berkualitas. TFR merupakan kependekan dari Total Fertility Rate, yaitu rata-rata kemampuan seorang perempuan melahirkan bayi selama masa reproduksinya. Pada tahun 1970, TFR tercatat 5,6. Ini artinya pada tahun tersebut, rata-rata perempuan Indonesia melahirkan bayi antara 5 hingga 6 orang bayi selama masa suburnya. Dan pada tahun 2000, TFR turun menjadi 2,8. Artinya di era 2000-an ini kemampuan seorang perempuan bereproduksi menghasilkan 2 hingga 3 orang anak selama masa suburnya.
Penurunan angka rata-rata kelahiran tersebut tentu tidak lepas dari peranan para penyuluh KB lapangan atau yang lebih dikenal dengan tenaga PLKB. Mereka lah yang berjasa menyadarkan masyarakat tentang betapa pentingnya memiliki anak yang tidak terlampau banyak dan juga memeperingatkan masyarakat untuk tidak terpaku pada jargon “banyak anak banyak rezeki” yang nyatanya tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Berkat perjuangan tersebut, Indonesia berhasil menekan jumlah penduduk sebanyak 79 juta jiwa selama dari tahun 1970 hingga 2000.
            Menurut Glasier (2006: 29) menjelaskan bahwa di dalam program KB itu mempunyai dampak positif, yaitu penurunan angka kepadatan penduduk, penanggulangan kesehatan reproduksi, peningkatan kesejahteraan keluarga. Selain itu, Glasier juga menjelaskan beberapa dampak negative didalam program KB, yaitu efek samping dari program Keluarga Berencana terhadap kesehatan, dan besarnya anggaran pengadaan alat-alat kontrasepsi.
            Sebagai Perawat komunitas kita dapat  mengadakan penyuluhan tentang baik dan buruknya program keluarga berencana ini kepada khalayak pedesaan yang minim informasi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, perumusan masalah, penyusunan perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pelaksanaanya akan diadakan dengan kegiatan-kegiatan di masyarakat sebagai berikut :
1.      Kegiatan 1 : mengenali berbagai jenis masyarakat pedesaan dan melakukan pengkajian.
2.      Kegiatan 2 : pada kegiatan ini dilakukan untuk menyajikan hasil pengkajian, merumuskan masalah yang terjadi di masyarakat, dan menyusun rencana tindakan (plan of action). Pada kegiatan ini dilakukan penginformasian yang lebih mendalam, dilihat dari segi baik dan buruk dampak yang akan terjadi di masyarakat kelak.
3.      Kegiatan 3 : pada kegiatan ini kita melakukan implementasi pada program yang telah kita rencanakan pada kegiatan sebelumnya.
Anggapan masyarakat pedesaan bahwa “banyak anak banyak rezeki” ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, selain berdambak baik untuk kesehatan, pada zaman yang serba mahal sekarang, untuk mengemban pendidikan itu tidaklah murah. Banyak masyarakat yang kebingungan untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini disebabkan penghasilan orang tua dengan jumlah anak berbanding terbalik. Oleh karenanya terdapat banyak sekali anak dibawah umur yang sudah bekerja serabutan demi menghasilkan pundi-pundi uang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan demikian program keluarga berencana ini sangat membantu para orangtua untuk membentuk masa depan anak yang lebih gemilang, selain membantu meringankan beban orang tua program ini juga dapat meringankan tugas pemerintah, karena kepadatan penduduk dapat dengan mudah dikendalikan.




Daftar Pustaka
Siti Soleha (2016) . STUDI TENTANG DAMPAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA BANGUN MULYA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. Diunduh dari http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/01/Jurnal%20Siti%20Soleha%20(01-11-16-11-07-40).pdf pada tanggal 4 januari 2016.
Ayu Putri K Marikar, Rina Kundre, Yolanda Bataha (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR) DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO. Diunduh dari file:///C:/Users/frau/Downloads/9948-19801-1-SM%20(1).pdf pada tanggal 2 Oktober 2015.
Merrynce, Ahmad Hidir (2013). EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA. Diunduh dari file:///C:/Users/frau/Downloads/1329-2643-1-SM%20(1).pdf pada tanggal 1 Maret 2013.












Lembaran Khusus
ΓΌ  Jelaskan dalam1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay  tersebut?,kejadianapa yang memotivasi anda menulis essay  tersebut, bagaimanakah perasaan anda dengan masalah tersebut?, apa yang sudah anda ketahui?dan pengetahuan baru apa yang anda pelajari dalam perkuliahan? Serta apa rencana anda kedepan?
Judul essay yang saya buat adalah “Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Pedesaan”. Essay ini saya buat karena banyak orang tua yang menelantarkan anaknya karena begitu banyak memiliki anak. Hal ini juga dapat menimbulkn eksploitasi anak, juga menimbulkan peningkatan penduduk yang sangat padat. Pada akhirnya anak-anak yang diterlantarkan tersebut hanya menjadi gelandangan di pinggir jalan.
Cara menangani masalah tersebut salah satunya dengan pengimplementasikan pengetahuan yang sudah kita kuasai, seperti penyuluhan kesehatan tentang program keluarga berencana.
Saya mengetahui beberapa masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya yaitu tentang kurangnya informasi di masyarakat pedesaan tentang keutamaan pelaksanaan program keluarga berencana. Dengan mempelajari mata kuliah ini sayang mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dan saya menjadi tahu bagaimana berinteraksi dengan masyarakat awam.
Untuk kedepannya saya ingin bisa merealisasikan pelajaran di mata kuliah ini langsung dengan masyarakat, agar saya dapat memastikan sendiri kendala yang dapat terjadi selama proses penyuluhan dan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar