PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PEDESAAN
MATA
KULIAH PROMOSI KESEHATAN
Oleh
Riri Sri Rahma
1607291
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
Pelaksanaa
Program Keluarga Berencana (KB) di Pedesaan
Oleh : Riri Sri
Rahma, 1607291
Keluarga Berencana atau yang biasa
disingkat KB adalah salah satu program yang dibuat pemerintah untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meluapnya jumlah
penduduk indonesia yang menduduki posisi nomer empat terbanyak di dunia. Jika
tidak dikendalikan, maka ledakan penduduk ini akan menjadi sesuatu hal yang
menyebabkan sebuah masalah sosial yang akan timbul dan mengganggu pembangunan
bangsa. Kemudian essay ini dibuat tidak semata-mata untuk mempromosikan progam
Keluarga Berencana yang dikembangkan oleh pemerintah, akan tetapi essay ini
diharap bisa membangunkan kesadaran masyarakat luas terutama masyarakat pedesaan
serta diharapkan untuk dapat memberikan informasi yang lebih spesifik akan
pentingnya penerapan program KB dalam keluarga, seperti apa yang telah
dijelaskan mengenai program KB tersebut, manfaat dan dampaknya bagi keluarga
pengguna maupun masyarakat sekitar.
Program Keluarga Berencana ini
merupakan sebuah program yang berada dibawah pengawasan dan naungan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Lembaga inilah yang mengelola dan
mengatur pelaksanaan program Keluarga Berencana bagi masyarakat Indonesia.
Salah satunya dengan mengkampanyekan program Keluarga Berencana atau KB
tersebut. Masyarakat diajak untuk mengikuti dan penerapkan program KB,
tujuannya adalah untuk menekan jumlah
keluarga untuk bisa dikendalikan. Program ini dimaksudkan untuk membatasi
jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga. Yang diharapkan dalam sebuah
keluarga ideal adalah memiliki dua anak saja. Dengan jargon yang pada awalnya
berbunyi “dua anak cukup” menjadi “dua anak lebih baik”, program keluarga
berencana ini kembali di promosikan kepada masyarakat. Pada masa pemerintahan
bapak Presiden Soeharto yang dinilai telah berhasil menjalankan program ini,
ingin dicontoh oleh pemerintah sekarang dalam mengatasi masalah ledakan
penduduk di Indonesia.
Adapun manfaat dari Keluarga
Berencana ini yaitu :
1. Mengatur
jumlah kelahiran dan anak dalam keluarga. Diharapkan terjadi peningkatan kualitas
hidup dalam kehidupan berkeluarga dan dalam masyarakat sosial.
2. Membantu
pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boommer.
3. Penggunaan
kondom akan menguragi resiko penyebaran penyakit menular melalui hubungan seks.
4. Meningkatkan
tingkat kesehatan masyarakat. Sebab, anggaran keuangan keluarga bisa digunakan
untuk membeli makanan yang lebih berkualitas dan bergizi.
5. Menjaga
kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran, juga menghindari
kehamilan dalam waktu yang singkat.
Menurut
penelitian, pendidikan yang minim di pedesaan membuat masyarakat pedesaan
bertanya-tanya dan cenderung ragu untuk menerapkan program ini, makadari itu
selain kita memberikan pengetahuan kepada masyarakat, pihak keluargapun sangat
berperan penting untuk mendukung jalannya program untuk dapat menimbulkan
perasaan yakin , aman dan nyaman dalam menerapkan pada program tersebut.
Program
Kb ini tentu memiliki dampak positif dan negatif yang akan ditimbulkan. Seperti
manfaat Program Kb untuk pemerintah dan masyarakat luas, seperti yang kalian
tau bahwa Pemerintah seakan melihat bahwa semakin banyaknya bayi yang
dilahirkan akan semakin menambah pula jumlah penduduk indonesia dikemudian.
Jumlah penduduk yang saat ini sudah besar, akan bertambah lebih besar lagi. Dan
ini akan semakin menambah “beban” pemerintah dalam mengatur rakyatya. Pemerintah
memang menganggap ini sebagai beban, ya karena memang akan semakin banyak orang
yang diurusi sehingga semakin banyak waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan, maka
haruslah segera diatasi masalah ledakan penduduk ini dengan mencanangkan
kembali program kb untuk menekan jumlah pertumbuhan penduduk indonesia. Dengan
semakin sedikitnya jumlah penduduk yang ada maka semakin sedikit pula biaya
yang harus dikeluarkan dalam penanganan urusan masyarakat ini. Sasaran utama
program ini adalah penduduk pedesaan. Karena mereka dianggap masih memiliki
informasi yang sedikit tentang keutamaan dan manfaat yang dapat diperoleh dari
program pemerintah ini. Selain itu ada pula efek samping penggunaan alat
kontrasepsi kb, efek samping alat kontrasepsi memang masih menjadi perdebatan
karena tidak semua orang mengalami hal yang sama. Ini bergantung dari jenis
alat kontrasepsi yang digunakan, dan juga kondisi tubuh dari para penggunanya.
Alat kontrasepsi sendiri merupakan alat yang dipercaya dapat mengontrol dan
mengendalikan tingkat kehamilan pada wanita. Gejala yang umum adalah rasa
pusing dan mual. Hal ini tentu saja sangat mengganggu aktifitas. Oleh karena
itu, para ibu pun dituntut untuk pandai dalam memilih jenis alat kontrasepsi
yang dirasa cocok, aman dan nyaman untuk diterapkan pada dirinya. Dan untuk
mengetahui hal tersebut, sangat perlu untuk berkonsultasi ke dokter atau bidan
sehingga anda tidak akan salah pilih dalam memakai alat kontrasepsi. Pada saai ini jenis KB suntik adalah salah
satu metode mencegah kehamilan yang banyak digunakan di negara-negara
berkembang.
Dengan melakukan penyuluhan ke desa-desa
yang minim informasi, akan semakin membantu masyarakat dan keluarga untuk
mengendalikan jumlah anak. Semakin pelosok dan terpencil desa yang didatangi
akan semakin sulit program ini akan diterima. Karena ketidak tahuan masyarakat dan para tokoh-tokohnya
membuat program ini ditolak mentah-mentah. Apalagi tokoh-tokoh agama yang kala
itu masih menganggap KB adalah upaya pembunuhan calon bayi membuat masyarakat
semakin tetap pada pendiriannya untuk menolak program ini. Berangsur-angsur dari tahun ke tahun berkat
kegigihan para pejuang KB pada masanya, masyarakat negeri ini mulai sadar dan
mengerti bahwa ternyata program KB bukanlah program pembunuhan calon bayi.
Namun program untuk mengatur kelahiran bayi supaya tidak terlalu berdekatan dan
tidak terlalu banyak.
Nampaknya hal ini memang tidak mudah
dilakukan. Selama berpuluh tahun para pejuang KB di lapangan terus mengupayakan
dan menyadarkan masyarakat bahwa program KB ini adalah salah satu program yang
dapat menghantarkan mereka memiliki keluarga yang berkualitas. TFR merupakan
kependekan dari Total
Fertility Rate, yaitu
rata-rata kemampuan seorang perempuan melahirkan bayi selama masa
reproduksinya. Pada tahun 1970, TFR tercatat 5,6. Ini artinya pada tahun
tersebut, rata-rata perempuan Indonesia melahirkan bayi antara 5 hingga 6 orang
bayi selama masa suburnya. Dan pada tahun 2000, TFR turun menjadi 2,8. Artinya
di era 2000-an ini kemampuan seorang perempuan bereproduksi menghasilkan 2
hingga 3 orang anak selama masa suburnya.
Penurunan angka rata-rata kelahiran tersebut tentu tidak lepas dari
peranan para penyuluh KB lapangan atau yang lebih dikenal dengan tenaga PLKB.
Mereka lah yang berjasa menyadarkan masyarakat tentang betapa pentingnya
memiliki anak yang tidak terlampau banyak dan juga memeperingatkan masyarakat
untuk tidak terpaku pada jargon “banyak anak banyak rezeki” yang nyatanya tidak
bisa dibuktikan secara ilmiah. Berkat perjuangan tersebut, Indonesia berhasil
menekan jumlah penduduk sebanyak 79 juta jiwa selama dari tahun 1970 hingga
2000.
Menurut Glasier (2006:
29) menjelaskan bahwa di dalam program KB itu mempunyai dampak positif, yaitu
penurunan angka kepadatan penduduk, penanggulangan kesehatan reproduksi,
peningkatan kesejahteraan keluarga. Selain itu, Glasier juga menjelaskan
beberapa dampak negative didalam program KB, yaitu efek samping dari program
Keluarga Berencana terhadap kesehatan, dan besarnya anggaran pengadaan
alat-alat kontrasepsi.
Sebagai Perawat
komunitas kita dapat mengadakan
penyuluhan tentang baik dan buruknya program keluarga berencana ini kepada
khalayak pedesaan yang minim informasi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
asuhan keperawatan komunitas terdiri dari pengkajian, perumusan masalah,
penyusunan perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pelaksanaanya akan diadakan
dengan kegiatan-kegiatan di masyarakat sebagai berikut :
1. Kegiatan
1 : mengenali berbagai jenis masyarakat pedesaan dan melakukan pengkajian.
2. Kegiatan
2 : pada kegiatan ini dilakukan
untuk menyajikan hasil pengkajian, merumuskan masalah yang terjadi di
masyarakat, dan menyusun rencana tindakan (plan of action). Pada kegiatan ini
dilakukan penginformasian yang lebih mendalam, dilihat dari segi baik dan buruk
dampak yang akan terjadi di masyarakat kelak.
3. Kegiatan
3 : pada kegiatan ini kita melakukan implementasi pada program yang telah kita
rencanakan pada kegiatan sebelumnya.
Anggapan masyarakat pedesaan bahwa “banyak
anak banyak rezeki” ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, selain berdambak
baik untuk kesehatan, pada zaman yang serba mahal sekarang, untuk mengemban
pendidikan itu tidaklah murah. Banyak masyarakat yang kebingungan untuk
menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini
disebabkan penghasilan orang tua dengan jumlah anak berbanding terbalik. Oleh
karenanya terdapat banyak sekali anak dibawah umur yang sudah bekerja serabutan
demi menghasilkan pundi-pundi uang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Dengan demikian program keluarga berencana ini sangat membantu
para orangtua untuk membentuk masa depan anak yang lebih gemilang, selain
membantu meringankan beban orang tua program ini juga dapat meringankan tugas
pemerintah, karena kepadatan penduduk dapat dengan mudah dikendalikan.
Daftar Pustaka
Siti Soleha (2016) . STUDI TENTANG DAMPAK
PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA BANGUN MULYA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA. Diunduh
dari http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/01/Jurnal%20Siti%20Soleha%20(01-11-16-11-07-40).pdf pada tanggal 4 januari 2016.
Ayu Putri K Marikar, Rina Kundre, Yolanda Bataha
(2015). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU TERHADAP
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR) DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA
MANADO. Diunduh dari file:///C:/Users/frau/Downloads/9948-19801-1-SM%20(1).pdf pada tanggal 2 Oktober 2015.
Merrynce, Ahmad Hidir (2013). EFEKTIVITAS
PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA. Diunduh
dari file:///C:/Users/frau/Downloads/1329-2643-1-SM%20(1).pdf pada tanggal 1 Maret 2013.
Lembaran
Khusus
ΓΌ Jelaskan
dalam1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay tersebut?,kejadianapa
yang memotivasi anda menulis essay tersebut, bagaimanakah perasaan anda
dengan masalah tersebut?, apa yang sudah anda ketahui?dan pengetahuan baru apa
yang anda pelajari dalam perkuliahan? Serta apa rencana anda kedepan?
Judul essay yang saya buat adalah “Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Pedesaan”. Essay ini saya buat karena banyak
orang tua yang menelantarkan anaknya karena begitu banyak memiliki anak. Hal
ini juga dapat menimbulkn eksploitasi anak, juga menimbulkan peningkatan
penduduk yang sangat padat. Pada akhirnya anak-anak yang diterlantarkan
tersebut hanya menjadi gelandangan di pinggir jalan.
Cara menangani masalah tersebut salah satunya dengan
pengimplementasikan pengetahuan yang sudah kita kuasai, seperti penyuluhan
kesehatan tentang program keluarga berencana.
Saya mengetahui beberapa masalah kesehatan di
Indonesia, salah satunya yaitu tentang kurangnya informasi di masyarakat
pedesaan tentang keutamaan pelaksanaan program keluarga berencana. Dengan
mempelajari mata kuliah ini sayang mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak
dan saya menjadi tahu bagaimana berinteraksi dengan masyarakat awam.
Untuk kedepannya saya
ingin bisa merealisasikan pelajaran di mata kuliah ini langsung dengan
masyarakat, agar saya dapat memastikan sendiri kendala yang dapat terjadi
selama proses penyuluhan dan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar