PERAN PERAWAT DALAM MENCEGAH
MASALAH ABORSI PADA REMAJA
MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
Oleh :
Iis Nuryani
NIM : 1602081
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
BANDUNG
2016
Peran Perawat Dalam Mencegah Masalah Aborsi Pada Remaja
Pada zaman
sekarang banyak remaja yang hamil di luar nikah dan melakukan aborsi illegal
karena terbawa arus pergaulan bebas dan kurangnya pengetahuan tentang agama.
Setiap tahun kasus tentang aborsi semakin bertambah. Beberapa survei yang
pernah dilakukan pada Sembilan kota besar di Indonesia menunjukkan, kehamilan
yang tidak diinginkan mencapai 37.000 kasus, 27 persen terjadi dalam lingkungan
pranikah dan 12,5 persen di lingkungan pelajar. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa kasus aborsi di Indonesia tinggi, menurut ahli demografi
kesehatan masyarakat, lebih dari 1 juta bahkan hingga 2 juta per tahun (Sawab,
2009). Tujuan penulisan essay ini adalah untuk membahas kasus aborsi pada
kalangan remaja. Adapun pokok-pokok bahasan yang akan dibahas di essay ini
meliputi : penjelasan rinci masalah aborsi, hasil penelitian aborsi dan
penyebabnya, manfaat aborsi, solusi
untuk mencegah semakin maraknya aborsi, dan peran perawat dalam mencegah
aborsi.
Menurut Badan Kesehatan
Dunia (WHO) mendefinisikan aborsi sebagai penghentian kehamilan sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan atau kurang dari 22 minggu (WHO, 2000). Aborsi
yang umum diketahui terbagi menjadi 3 macam aborsi, yaitu :
1.
Aborsi
spontan/alamiah (spontaneous abortion)
Aborsi spontan/alamiah adalah pengguguran kehamilan
berlangsung tanpa tindakan apapun yang terjadi secara alami. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sehingga
menyebabkan zigot atau bayi tidak berkembang dengan baik.
2.
Aborsi
buatan/sengaja (induced abortion/procured abortion)
Aborsi buatan/sengaja adalah pengakhiran kehamilan
sebelum usia kandungan 28 minggu yang disengaja dan disadari oleh calon ibu
maupun pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan, atau dukun beranak).
3.
Aborsi
terapeutik/medis (therapeutic abortion)
Aborsi terapeutik/medis adalah pengguguran kandungan
buatan yang dilakukan karena adanya indiksi medis, jika terdapat adanya
indikasi bahwa kehamilan dapat membuat nyawa ibu berbahaya kehamilan tersebut
terus dilanjutkan.
Efek
Dan Resiko Aborsi
A.
Efek
aborsi
Efek aborsi terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Efek
jangka pendek
·
Rasa
sakit yang intens
·
Terjadi
kebocoran uterus
·
Pendarahan
yang banyak
·
infeksi
·
Shock/koma
·
Merusak
organ tubuh lain
·
Kematian
2.
Efek
jangka panjang
·
Tidak
dapat hamil kembali
·
Keguguran
kandungan
·
Kehamilan
tubal
·
Kelahiran
premature
·
Gejala
peradangan di bagian pelvis
B.
Resiko
aborsi
Resiko aborsi terbagi menjadi resiko kesehatan, resiko psikologi, dan
resiko psikososial diantaranya :
1.
Resiko
kesehatan
·
Kematian
mendadak karena pendarahan hebat.
·
Kematian
mendadak karena pembiusan yang salah.
·
Kematian
secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
·
Rahim
yang sobek (Uterine Perforation).
·
Kerusakan
pada leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
·
Kanker
payudara.
·
Kanker
indung telur (Ovarian Cancer).
·
Kanker
leher rahim (Cervical Cancer).
·
Kanker
hati (Liver Cancer).
·
Kelainan
pada ari-ari (Placenta Previa).
·
Menjadi
mandul (Ectopic Pregnancy).
·
Infeksi
rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
·
Infeksi
pada lapsisan rahim (Endometriosis).
2.
Resiko
psikologi
·
Kehilangan
harga diri (82%)
·
Berteriak-teriak
histeris (51%)
·
Mimpi
buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
·
Ingin
melakukan bunuh diri (28%)
·
Mulai
mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
·
Tidak
bisa lagi menikmati hubungan seksual (59%)
3.
Resiko
psikososial
·
Diasingkan
oleh masyarakat.
·
Tekanan
dari masyarakat akan keberadaannya.
·
Dikucilkan
dari keluarga.
·
Mendapat
celaan dari orang-orang sekitar.
Perubahan
yang begitu cepat terjadi pada remaja karena era globalisasi yang mempermudah
remaja mengakses berbagai informasi baik informasi yang positif maupun yang
negatif. Akibat penyalahgunaan teknologi ini yang biasanya menyebabkan
pergaulan bebas yang menyudutkan remaja pada kehamilan yang tidak diinginkan
(KTD). Setiap tahunnya, dari 175 juta kehamilan yang terjadi di dunia terdapat sekitar 75 juta perempuan
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (WHO, 2000). Beberapa survei yang
pernah dilakukan pada Sembilan kota besar di Indonesia menunjukkan, kehamilan
yang tidak diinginkan mencapai 37.000 kasus, 27 persen terjadi dalam lingkungan
pranikah dan 12,5 persen di lingkungan pelajar. Selain itu penderita AIDS/HIV,
50 persen menimpa kelompok usia 19-25 tahun (Sawab, 2009). Banyak hal yang
menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada remaja misalnya karena
pemerkosaan, kehamilan di luar nikah, gagal KB, janin cacat dan sebagainya.
Aborsi juga memiliki sisi
positif selain sisi negatifnya, yaitu :
1.
Penjual
obat aborsi illegal akan terbongkar.
2.
Praktek
aborsi illegal akan terbongkar.
3.
Membuat
ibu yang ingin menjaga kandungan lebih waspada.
4.
Aborsi
dapat memberi pelajaran pada orang lain, bahwa aborsi sangat berbahaya.
5.
Generasi
muda akan tahu bahwa seks bebas akan menghancurkan masa depan.
6.
Mengurangi
populasi dunia.
Solusi untuk mencegah
semakin maraknya aborsi dapat dilakukan sebagai berikut.
1.
Pendidikan
agama sejak dini diberikan agar kelak saat anak remaja atau dewasa sudah punya
pengetahuan tentang agama.
2.
Aborsi
hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik.
3.
Bila
terjadi kehamilan sebelum nikah sebaiknya yang bersangkutan segera dinikahkan.
4.
Orang
tua, guru, ulama, tokoh, pejabat, aparat dan masyarakat menciptakan lingkungan
yang religius dan tidak memberikan peluang berupa sarana dan prasarana untuk
berbuat zina, dan sebagainya.
5.
Pemberian
penyuluhan tentang bahaya aborsi akibat pergaulan bebas.
6.
Kepada
yang melakukan tindakan aborsi di berikan sanksi hukum yang berat.
7.
Organisasi
profesi seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan POGI (Perhimpunan Obstertri
Ginekologi Indonesia) hendaknya dapat menertibkan para anggotanya yang
melakukan tidakan aborsi illegal.
Peran perawat dalam mencegah
aborsi
Mengingat banyak sekali
kalangan remaja yang melakukan aborsi dalam hal ini perawat bisa mencegah
dengan cara berikut.
1.
Melakukan
penyuluhan tentang seks yang benar.
2.
Melakukan
pendekatan.
3.
Memperdalam
pemahaman tentang agama kepada klien agal moral mereka tinggi dan sadar bahwa
seks bebas tidak sesuai dengan agama dan berbahaya untuk kesehatan dan masa
depan.
4.
Mendampingi
dan memberi support pada klien, agar tidak jadi mengabsorsinya.
5.
Memberikan
pengertian tentang akibat-akibat yang akan terjadi jika melakukan absorsi.
Aborsi merupakan penghentian
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan atau kurang dari 22
minggu. Tindakan aborsi merupakan tindakan yang tidak dapat ditolelir baik dari
segi hukum maupun agama, kecuali aborsi terapeutik. Aborsi sangat berbahaya
secara kesehatan maupun psikologi pada perempuan maupun remaja dan dapat sangat
berdampak pada masa depannya. Jadi untuk mencegah semakin maraknya aborsi di
kalangan remaja perlunya peran tenaga kesehatan (dokter, bidan maupun perawat),
orang tua, guru dan masyarakat untuk memperhatikan dan memberi penyuluhan
maupun nasihat kepada para remaja yang ada dilingkungannya.
Daftar
Pustaka
smubr.com/peristiwa/ternyata-aborsi-tak-selamanya-negatif-berikut-sisi-positifnya.html
Judul
essay yang saya buat adalah ”Peran Perawat Dalam Menyelesaikan Masalah Aborsi
Pada Remaja”. Essay ini saya buat karena saya sering melihat fenomena berita
tentang aborsi karena akibat dari pergaulan bebas pada remaja yang semakin hari
semakin marak. Fenomena yang saya liat tidak sampai disitu saja, saya melihat
bahwa aborsi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan psikologi yang serius.
Jika masalah tersebut tidak diatasi maka masalah aborsi akan merusak para
generasi bangsa kita. Untuk itu kita harus berkomitmen untuk mengatasi aborsi
pada remaja.
Cara
menanganinya tersebut perlu peran dari banyak pihak, seperti orang tua, guru,
teman, tenaga kesehatan (dokter, bidan maupun perawat) dan masyarakat. Dan
peran perawat disini sangat penting untuk klien karena perawat yang akan
menjelaskan apa itu aborsi, dampak dari aborsi pasca aborsi, untuk memberi
dukungan secara moral dan sebagainya.
Saya
sudah cukup mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Indonesia,
salah satunya aborsi pada remaja yang saya bahas dalam essay saya. Namun saya
belum banyak mengetahui cara untuk menyelesaikan masalah aborsi tersebut.
Setelah saya mempelajari melalui pelajaran sosiologi kesehatan ini saya menjadi
tahu. Ternyata klien bukan hanya butuh bantuan secara fisik namun secara
psikologi juga. Dengan melakukan pendekatan dengan klien dan memberikan
penyuluhan dan dukungan secara mental maka masalah akan selesai.
Kedepannya
saya akan terus belajar dan menggali ilmu-ilmu lebih dalam tentang keperawatan.
Selain itu saya juga akan mencoba mempraktikan pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia dan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar