BAHAYA MEROKOK PADA ANAK REMAJA
MATA
KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
Oleh :
Dayu Widayani
Pramiasih
NIM
: 1607000
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
BAHAYA MEROKOK PADA ANAK REMAJA
Remaja berperilaku
merokok merupakan kelompok risiko baik dari segi ekonomi maupun kesehatan.
Remaja berisiko merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penulisan
essay ini adalah untuk membahas fenomena masalah merokok pada remaja . Adapun
pokok-pokok bahasan yang akan dibahas di essay ini meliputi: masalah kesehatan
yang ditimbulkan oleh perilaku merokok, remaja yang merokok, kebiasaan merokok
pada remaja, alasan mengapa remaja berperilaku merokok, faktor remaja merokok,
cara memberhentikan perilaku merokok, dan peran perawat komunitas dalam
menyelesaikan masalah merokok pada anak.
Merokok hingga
saat ini masih merupakan masalah dunia. Hampir di seluruh Negara di dunia
memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Menurut Bank Dunia di Cina
tahun 2009 disebutkan 1.697 miliar batang per tahun, Amerika Serikat 464 miliar
batang per tahun, Rusia 375 miliar batang per tahun, Jepang 299 miliar batang
per tahun dan Indonesia berada pada peringkat ke lima.
Masalah
kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh perilaku merokok misalnya: kanker,
jantung koroner, penyakit akibat gangguan pernafasan dan lain-lain. Sedikitnya
ada 25 macam penyakit dari berbagai alat tubuh yang disebabkan dari kebiasaan
merokok. Rokok dapat dikatakan termasuk salah satu penyebab kematian. Dari 11
juta kematian per tahun di Negara industry maju, WHO melaporkan lebih dari
setengah disebabkan gangguan sirkulasi darah, dimana 2,5 juta adalah penyakit
jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke.
Menurut
Erikson (Gatchel,1989) remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis
aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangan, yaitu masa ketika remaja
sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai
masa gelombang badai karena tidak sesuai antara perkembangan psikis dan sosial.
Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua berjalan sesuai
dengan harapan masyarakat . beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai
cara kompensatori. Brigham (1991) mengatakan bahwa perilaku merokok bagi remaja
merupakan perilaku simbolis. Simbolis dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan
dan daya tarik terhadap lawan jenis. Dari kedua pendapat tersebut jelas bahwa
masa remaja yang mengalami krisis psikososial dan untuk mencari jati diri sehingga
mereka terjerumus dalam perilaku merokok.
Seorang remaja
memiliki kebiasaan merokok tidak terjadi secara kebetulan. Seseorang menjadi
perokok tetap atau pecandu rokok dimana menganggap bahwa rokok merupakan bagian
hidupnya, ia harus melewati beberapa tahap. Leventhal dan Cleary (1980; dalam
Rochadi K. 2004) mengemukakan tahapan dalam perkembangan perilaku merokok,
yaitu :
a.) Tahap
persiapan (prepatory) seseorang mempunyai gambaran yang menyenangkan mengenai
rokok yang dapat menimbulkan minat untuk merokok;
b.) Tahap
perintisan merokok (initation) pada tahap ini seorang remaja menentukan apakah
berkelanjutan merokok atau tidak;
c.) Tahap
menjadi seorang perokok(becoming a smoke) tahap dimana seseorang mengkonsumsi
empat batang rokok sehari, mempunyai kecenderungan menjadi perokok;
d.) Tahap
tetap menjadi perokok (maintenance of smoking). Pada tahap ini rokok sudah
merupakan bagian dari hidup orang tersebut.
Mu’tadin (2002)
mengemukakan alasan mengapa remaja berperilakuan merokok, antara lain:
a. Pengaruh
orang tua; remaja perokok adalah anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak
bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan
remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Pengaruh yang
paling kuat terhadap remaja adalah bila orang tua menjadi figure perokok bagi
remaja;
b. Pengaruh
teman; fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin
besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok demikian pula sebaliknya. Ada
dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja terpengaruh
oleh teman-temannya atau memengaruhi;
c. Faktor
kepribadian; orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian pada
pengaruh obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial;
d. Pengaruh
iklan; melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok lambang kejantanan dan glamour, membuat remaja sering kali
terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di iklan;
Penelitian
yang dilakukan oleh Seo, Dong-Chul; Torabi, m. R; Weaver Amy R. (2008) mengatakan bahwa faktor
yang memengaruhi merokok pada remaja adalah rasa tau etnis, pengaruh teman,
iklan tembakau dan promosi rokok, kurangnya mediator pengendali pengguna
tembakau,tidak ada informasi dan pesan anti rokok, paparan asap rokok di
lingkungan, baik di rumah maupun di mobil, manfaat yang dirasakan dari merokok,
dan persepsi penerimanaan teman sebaya tentang rokok. Selain itu juga
disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang akibat rokok dalam kesehatan,
status sosial-ekonomi dan budaya. Astanti (2005) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
merokok remaja SMUN 25 Sukoharjo adalah faktor kepribadian, orang tua,
lingkungan, dan iklan. Menurut Surjanto (2005) dalam penelitian “Perilaku
merokok pelajar SMP Surakarta pada tahun 2004” menunjukan kekerapan merokok
pelajar SMP di Surakarta sebesar 16 persen, berdasarkan jenis kelamin kekerapan
merokok pelajar laki-laki 30,2 persen dan perempuan 3,1 persen. Usai pertama
kali merokok dibawah 10 tahun sebesar 36,9 persen. Pelajar paling banyak
menghabiskan rokok kurang lebih satu batang per hari 45,8 persen. Dan jumlah
rokok yang dihisap lebih dari 6 batang per hari sebesar 3,13 persen.
Dikemukakan
oleh Willis, (2008, hlm 99-106), faktor penyebab kenakalan atau perilaku
merokok pada remaja antara lain:
a. Anak
kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua. Anak yang kurang mendapat
kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya akan melakukan tindakan-tindakan
yang tudak sesuai dengan norma-norma hanya untuk mendapatkan perhatian dan
kasih sayang dari orang tua. Tidak jarang anak tersebut lari dari rumah dan
bergabung dengan kelompok anak nakal di luar rumah.
b. Lemahya
keadaan ekonomi orang tua, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan
anak-anaknya. Terutama bagi anak remaja yang penuh dengan keinginan-keinginan,
keindahan-keindahan dan cita-cita. Anak menuntut supaya orang tua dapat
memenuhi apa keinginannya,bersamaan dengan itu kelakuan mereka meningkat yaitu pergaulan
bebas , seks bebas, merokok dan minuman keras.
c. Kehidupan
keluarga yang tidak harmonis. Keluarga dimana orang tua sering bertengkar di
depan anak dapat membuat keraguan terhadap anak dalam menentukan kebenaran .
anak merasa tidak betah tinggal di dalam rumah dan mereka lari keluar rumah
untuk mencari kesenangan. Bila bertemu dengan teman sebaya yang mengajak untuk
merokok maka mereka cepat terpengaruh, karena tidak tahu mana perilaku yang
baik dan benar.
Perilaku merokok dapat
dihentikan dengan cara, antara lain :
a. Awali
dengan niat yang kuat untuk berhenti merokok.
b. Jika
ingin berhenti dengan cara berangsur-angsur, gunakan strategi menunda atau
mengurangi.
c. Pahami
bahaya merokok, tanamkan bahwa merokok dapat merusak diri sendiri maupun orang
lain.
d. Buat
daftar alasan mengapa harus berhenti merokok.
e. Tetapkan
tanggal yang mana anda harus benar-benar berhenti merokok.
f. Buang
semua hal yang berkaitan dengan rokok dirumah.
g. Ubah
kebiasaan anda.
h. Dapatkan
dukungan dari keluarga dan teman.
i. Cari
bantuan pada tenaga professional seperti dokter psikiatri.
j. Jangan
cepat putus asa.
Peran perawat
komunikas menurut Enfendi Ferry dan Makhfudli (2009) adalah sebagai pendidik
atau penyuluh kesehatan dan pelaksana konseling keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan komunitas. Perawat komunitas diharapkan dapat mendukung
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mencapai tujuan untuk hidup
bersih dan sehat yang merupakan visi dari promosi kesehatan.
Daftar
Pustaka
Alamsyah,
R.M., (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dan hubungannya
dengan status penyakit periodontal remaja di kota medan tahun 2007. Sekolah
Pascasarjana USU
Akademik
Perawatan RS PGI Cikini. Laporan survey mahasiswa akper RS PGI Cikini. Maret
2011
Aslan Dilek and Sahin ayten (2007). Adolescent peer and
anti-smoking activities. Promotion and Education 2007; 14, I. pg. 36 ProQuest
Nursing & Allied Health Source.
Lembaran Khusus
·
Jelaskan dalam 1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay
tersebut? Kejadian apa yang memotivasi anda menulis essay
tersebut, bagaimanakah perasaan anda dengan masalah tersebut?, apa
yang sudah anda ketahui?dan pengetahuan baru apa yang anda pelajari dalam perkuliahan?
Serta apa rencana anda kedepan?
Judul essay yang saya buat adalah “Bahaya Merokok Pada
Anak Remaja”. Essay ini saya buat karena saya sering
melihat anak usia remaja dan anak yang dibawah umur sudah mulai mengkonsumsi
rokok. Kejadian yang memotivasi saya adalah ketika saya melihat anak-anak
remaja merokok hanya untuk menunjukan kejantanannya, padahal anak-anak tersebut
masih meminta uang kepada orang tuanya untuk membeli rokok tersebut. Saya
merasa sangat prihatin melihat anak-anak remaja dan anak dibawah usia sudah
merokok karena tidak hanya membuang-buang uang untuk membeli rokok, tidak hanya
untuk menunjukan kejantanan, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap
kesehatannya terutama paru-paru, memang dampak yang ditimbulkan dari merokok
tidak dirasakan secara langsung tetapi bertahun-tahun kemudian, namun tidak ada
salahnya jika kita melindungi organ tubuh kita lebih awal dengan cara tidak
merokok.
Saya sudah mengetahui masalah-masalah yang ditimbulkan
oleh rokok, diantaranya bahaya rokok dan
penyakit yang disebabkan oleh rokok, dan zat berbahaya dalam rokok.
Bahaya rokok dan dampak rokok bagi kesehatan memang sudah dicamtunkan dalam
bungkus rokok yang dijual dipasaran. Disana disebutkan bahaya rokok untuk
kesehatan “bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin. Akan tetapi, walaupun bahaya rokok sudah isebutkan
dibungkus, masih banyak masyarakat Indonesia yang merokok aktif. Penyakit yang
disebabkan oleh rokok diantaranya penyakit jantung, kanker paru, diabetes,
menimbulkan kebutaan, penyakit mulut dan gangguan janin. Zat berbahaya dalam
rokok diantaranya nikotin, tar, karbon monoksida, zat karsinogen, dan zat
iritan. Dengan saya mempelajari mata kuliah sosiologi kesehatan, saya menjadi
lebih mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak remaja merokok diantaranya
pengaruh teman, faktor keluarga, pengaruh iklan dan lain sebagainya..
Kedepananya saya akan berusaha semakin memperluas
pengetahuan dan keterampilan saya di bidang sosiologi kesehatan termasuk pengetahuan
dan keterampilan tentang perilaku merokok pada remaja. Sehingga setidaknya saya
bisa memengaruhi orang-orang terdekat untuk menjauhi rokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar