Rabu, 07 Desember 2016

BAHAYA MEROKOK PADA ANAK REMAJA
MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN




Oleh :
Dayu Widayani Pramiasih
NIM : 1607000



FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

BAHAYA MEROKOK PADA ANAK REMAJA

Remaja berperilaku merokok merupakan kelompok risiko baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Remaja berisiko merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan penulisan essay ini adalah untuk membahas fenomena masalah merokok pada remaja . Adapun pokok-pokok bahasan yang akan dibahas di essay ini meliputi: masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh perilaku merokok, remaja yang merokok, kebiasaan merokok pada remaja, alasan mengapa remaja berperilaku merokok, faktor remaja merokok, cara memberhentikan perilaku merokok, dan peran perawat komunitas dalam menyelesaikan masalah merokok pada anak.
Merokok hingga saat ini masih merupakan masalah dunia. Hampir di seluruh Negara di dunia memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Menurut Bank Dunia di Cina tahun 2009 disebutkan 1.697 miliar batang per tahun, Amerika Serikat 464 miliar batang per tahun, Rusia 375 miliar batang per tahun, Jepang 299 miliar batang per tahun dan Indonesia berada pada peringkat ke lima.
Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh perilaku merokok misalnya: kanker, jantung koroner, penyakit akibat gangguan pernafasan dan lain-lain. Sedikitnya ada 25 macam penyakit dari berbagai alat tubuh yang disebabkan dari kebiasaan merokok. Rokok dapat dikatakan termasuk salah satu penyebab kematian. Dari 11 juta kematian per tahun di Negara industry maju, WHO melaporkan lebih dari setengah disebabkan gangguan sirkulasi darah, dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke.
Menurut Erikson (Gatchel,1989) remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangan, yaitu masa ketika remaja sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa gelombang badai karena tidak sesuai antara perkembangan psikis dan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua berjalan sesuai dengan harapan masyarakat . beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara kompensatori. Brigham (1991) mengatakan bahwa perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolis. Simbolis dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan dan daya tarik terhadap lawan jenis. Dari kedua pendapat tersebut jelas bahwa masa remaja yang mengalami krisis psikososial dan untuk mencari jati diri sehingga mereka terjerumus dalam perilaku merokok.
Seorang remaja memiliki kebiasaan merokok tidak terjadi secara kebetulan. Seseorang menjadi perokok tetap atau pecandu rokok dimana menganggap bahwa rokok merupakan bagian hidupnya, ia harus melewati beberapa tahap. Leventhal dan Cleary (1980; dalam Rochadi K. 2004) mengemukakan tahapan dalam perkembangan perilaku merokok, yaitu :
a.)  Tahap persiapan (prepatory) seseorang mempunyai gambaran yang menyenangkan mengenai rokok yang dapat menimbulkan minat untuk merokok;
b.)  Tahap perintisan merokok (initation) pada tahap ini seorang remaja menentukan apakah berkelanjutan merokok atau tidak;
c.)  Tahap menjadi seorang perokok(becoming a smoke) tahap dimana seseorang mengkonsumsi empat batang rokok sehari, mempunyai kecenderungan menjadi perokok;
d.)  Tahap tetap menjadi perokok (maintenance of smoking). Pada tahap ini rokok sudah merupakan bagian dari hidup orang tersebut.
Mu’tadin (2002) mengemukakan alasan mengapa remaja berperilakuan merokok, antara lain:
a.    Pengaruh orang tua; remaja perokok adalah anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Pengaruh yang paling kuat terhadap remaja adalah bila orang tua menjadi figure perokok bagi remaja;
b.    Pengaruh teman; fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok demikian pula sebaliknya. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, pertama remaja terpengaruh oleh teman-temannya atau memengaruhi;
c.    Faktor kepribadian; orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian pada pengaruh obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial;
d.    Pengaruh iklan; melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok lambang kejantanan dan glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di iklan;
Penelitian yang dilakukan oleh Seo, Dong-Chul; Torabi, m. R;  Weaver Amy R. (2008) mengatakan bahwa faktor yang memengaruhi merokok pada remaja adalah rasa tau etnis, pengaruh teman, iklan tembakau dan promosi rokok, kurangnya mediator pengendali pengguna tembakau,tidak ada informasi dan pesan anti rokok, paparan asap rokok di lingkungan, baik di rumah maupun di mobil, manfaat yang dirasakan dari merokok, dan persepsi penerimanaan teman sebaya tentang rokok. Selain itu juga disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang akibat rokok dalam kesehatan, status sosial-ekonomi dan budaya. Astanti (2005) menyatakan  faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja SMUN 25 Sukoharjo adalah faktor kepribadian, orang tua, lingkungan, dan iklan. Menurut Surjanto (2005) dalam penelitian “Perilaku merokok pelajar SMP Surakarta pada tahun 2004” menunjukan kekerapan merokok pelajar SMP di Surakarta sebesar 16 persen, berdasarkan jenis kelamin kekerapan merokok pelajar laki-laki 30,2 persen dan perempuan 3,1 persen. Usai pertama kali merokok dibawah 10 tahun sebesar 36,9 persen. Pelajar paling banyak menghabiskan rokok kurang lebih satu batang per hari 45,8 persen. Dan jumlah rokok yang dihisap lebih dari 6 batang per hari sebesar 3,13 persen.
Dikemukakan oleh Willis, (2008, hlm 99-106), faktor penyebab kenakalan atau perilaku merokok pada remaja antara lain:
a.    Anak kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tua. Anak yang kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya akan melakukan tindakan-tindakan yang tudak sesuai dengan norma-norma hanya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Tidak jarang anak tersebut lari dari rumah dan bergabung dengan kelompok anak nakal di luar rumah.
b.    Lemahya keadaan ekonomi orang tua, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Terutama bagi anak remaja yang penuh dengan keinginan-keinginan, keindahan-keindahan dan cita-cita. Anak menuntut supaya orang tua dapat memenuhi apa keinginannya,bersamaan dengan itu kelakuan mereka meningkat yaitu pergaulan bebas , seks bebas, merokok dan minuman keras.
c.    Kehidupan keluarga yang tidak harmonis. Keluarga dimana orang tua sering bertengkar di depan anak dapat membuat keraguan terhadap anak dalam menentukan kebenaran . anak merasa tidak betah tinggal di dalam rumah dan mereka lari keluar rumah untuk mencari kesenangan. Bila bertemu dengan teman sebaya yang mengajak untuk merokok maka mereka cepat terpengaruh, karena tidak tahu mana perilaku yang baik dan benar.
Perilaku merokok dapat dihentikan dengan cara, antara lain :
a.    Awali dengan niat yang kuat untuk berhenti merokok.
b.    Jika ingin berhenti dengan cara berangsur-angsur, gunakan strategi menunda atau mengurangi.
c.    Pahami bahaya merokok, tanamkan bahwa merokok dapat merusak diri sendiri maupun orang lain.
d.    Buat daftar alasan mengapa harus berhenti merokok.
e.    Tetapkan tanggal yang mana anda harus benar-benar berhenti merokok.
f.     Buang semua hal yang berkaitan dengan rokok dirumah.
g.    Ubah kebiasaan anda.
h.    Dapatkan dukungan dari keluarga dan teman.
i.     Cari bantuan pada tenaga professional seperti dokter psikiatri.
j.     Jangan cepat putus asa.
Peran perawat komunikas menurut Enfendi Ferry dan Makhfudli (2009) adalah sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan dan pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Perawat komunitas diharapkan dapat mendukung individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mencapai tujuan untuk hidup bersih dan sehat yang merupakan visi dari promosi kesehatan.















Daftar Pustaka
Alamsyah, R.M., (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dan hubungannya dengan status penyakit periodontal remaja di kota medan tahun 2007. Sekolah Pascasarjana USU                                                       
Akademik Perawatan RS PGI Cikini. Laporan survey mahasiswa akper RS PGI Cikini. Maret 2011
Aslan Dilek and Sahin ayten (2007). Adolescent peer and anti-smoking activities. Promotion and Education 2007; 14, I. pg. 36 ProQuest Nursing & Allied Health Source.













Lembaran Khusus
·         Jelaskan dalam 1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay  tersebut? Kejadian apa yang memotivasi anda menulis essay  tersebut, bagaimanakah perasaan anda dengan masalah tersebut?, apa yang sudah anda ketahui?dan pengetahuan baru apa yang anda pelajari dalam perkuliahan? Serta apa rencana anda kedepan?
Judul essay yang saya buat adalah “Bahaya Merokok Pada Anak Remaja”. Essay ini saya buat karena saya sering melihat anak usia remaja dan anak yang dibawah umur sudah mulai mengkonsumsi rokok. Kejadian yang memotivasi saya adalah ketika saya melihat anak-anak remaja merokok hanya untuk menunjukan kejantanannya, padahal anak-anak tersebut masih meminta uang kepada orang tuanya untuk membeli rokok tersebut. Saya merasa sangat prihatin melihat anak-anak remaja dan anak dibawah usia sudah merokok karena tidak hanya membuang-buang uang untuk membeli rokok, tidak hanya untuk menunjukan kejantanan, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatannya terutama paru-paru, memang dampak yang ditimbulkan dari merokok tidak dirasakan secara langsung tetapi bertahun-tahun kemudian, namun tidak ada salahnya jika kita melindungi organ tubuh kita lebih awal dengan cara tidak merokok.
Saya sudah mengetahui masalah-masalah yang ditimbulkan oleh rokok, diantaranya bahaya rokok dan  penyakit yang disebabkan oleh rokok, dan zat berbahaya dalam rokok. Bahaya rokok dan dampak rokok bagi kesehatan memang sudah dicamtunkan dalam bungkus rokok yang dijual dipasaran. Disana disebutkan bahaya rokok untuk kesehatan “bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. Akan tetapi, walaupun bahaya rokok sudah isebutkan dibungkus, masih banyak masyarakat Indonesia yang merokok aktif. Penyakit yang disebabkan oleh rokok diantaranya penyakit jantung, kanker paru, diabetes, menimbulkan kebutaan, penyakit mulut dan gangguan janin. Zat berbahaya dalam rokok diantaranya nikotin, tar, karbon monoksida, zat karsinogen, dan zat iritan. Dengan saya mempelajari mata kuliah sosiologi kesehatan, saya menjadi lebih mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan anak remaja merokok diantaranya pengaruh teman, faktor keluarga, pengaruh iklan dan lain sebagainya..
Kedepananya saya akan berusaha semakin memperluas pengetahuan dan keterampilan saya di bidang sosiologi kesehatan termasuk pengetahuan dan keterampilan tentang perilaku merokok pada remaja. Sehingga setidaknya saya bisa memengaruhi orang-orang terdekat untuk menjauhi rokok.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar