Rabu, 07 Desember 2016

PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DEPRESI PADA REMAJA
DI PERKOTAAN
MATA KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
Description: C:\Program Files (x86)\Microsoft Office\MEDIA\OFFICE14\Lines\j0115855.gif











Oleh :
Indah Nurmalasari
NIM : 1606450


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016


PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DEPRESI PADA REMAJA DI PERKOTAAN
Oleh: Indah Nurmalasari, 1606450
Kondisi serius yang bisa mempengaruhi emosi, pemikiran dan kelakuan merupakan depresi pada remaja. Secara medis depresi pada remaja tidak berbeda jauh dengan depresi pada orang dewasa, namun pada remaja memiliki gejala dan tantangan yang sangat unik. Pengharapan akademik, tekanan dari teman dan perubahan bentuk tubuh atau fisik bisa menjadi masa naik turunnya emosi menjadi masalah-masalah bagi remaja.  Tujuan penulisan essay ini adalah untuk membahas fenomena masalah depresi pada remaja. Adapun pokok-pokok bahasan yang akan dibahas di essay ini meliputi: penjelasan rinci masalah, pendapat menurut para ahli, gejala, penyebab dan faktor risiko, analisis, pencegahan.
Penyakit depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini banyak sekali ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Penyakit depresi dapat terjadi bukan hanya di kalangan remaja saja nanum dapat terjadi pada semua usia. Gangguan depresi dapat menimbulkan penderitaan yang cukup berat. Depresi merupakan salah satu faktor kesehatan dalam masyarakat. Biaya pengobatannya sangat besar dan bila tidak diobati dapat terjadi hal yang sangat buruk seperti dapat menimbulkan gangguan serius dalam fungsi sosial, kualitas hidup pada si penderita, bahkan hingga kematian karena bunuh diri.
Menurut (Hurlock, 1973) ,  masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usia sekitar 13-16tahun atau bisa disebut usia belasan tahun , dimana terjadi juga perubahan pada diri baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial. Pada saat masa transisi remaja cenderung melepaskan ikatan dari orang tua dan beralih pada teman sebaya untuk bersosialisasi tersebut.
Sedangkan menurut Chang dkk dalam Sun & Hui, 2006. Bahwa persahabatan pada remaja sangat penting bagi kehidupan sosial mereka dan dukungan pada keluarga menjadi salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja saat ini.
Yang termasuk gejala depresi pada remaja :
·         Merasakan kesedihan
·         Kehilangan minat atau kesenangan pada aktivitas tertentu
·         Merasa perasaannya terluka, frustrasi atau merasakan kemarahan, bahkan pada masalah yang kecil
·         Susah tidur atau terlalu banyak tidur
·         Perubahan selera. Depresi seringkali menyebabkan penurunan selera dan berat badan, tapi pada sebagian orang depresi bisa menyebabkan nafsu makan meningkat dan menambah berat badan
·         Gelisah atau tidak bisa rileks misalnya, mondar-mandir, meremas-remas tangan atau tidak mampu duduk diam
·         Lambat dalam berpikir, berbicara dan menggerakan badan Keletihan, kelelahan dan tenaga terkuras, bahkan tugas yang ringan sepertinya sangat menguras tenaga Merasa seperti tidak berharga atau bersalah, merasakan perasaan bersalah mendalam pada kesalahan yang dibuat atau menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan dengan benar
·         Bermasalah ketika harus berpikir, konsentrasi membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
·         Sering memikirkan untuk mati, kematian atau bunuh diri
·         Menangis dengan alasan yang tak jelas

Depresi pada remaja sering terjadi bersamaan dengan masalah-masalah kelakuan dan masalah kesehatan mental lainnnya misalnya kegelisahan atau gangguan kekurangan perhatian/gangguan hiperaktif (ADHD).

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab depresi. Sama seperti penyakit mental lainnya, depresi bisa muncul karena babarapa faktor.
Faktor tersebut adalah :
·         Perbedaan secara biologis. Orang-orang yang depresi seperti memiliki perbedaan secara fisik pada otak mereka ketimbang orang yang tidak mengidap depresi. Perbedaan signifikan ini masih belum pasti tetapi pada akhirnya membantu menunjukkan penyebab depresi.
·         Neurotransmitter. Ini secara alami terjadi di otak zat-zat yang berkaitan dengan suasana hati diduga berperan secara langsung terhadap depresi.
·         Hormon. Perubahan keseimbangan hormon tubuh memungkinkan menjadi pemicu yang menyebabkan depresi.
·         Bawaan keturunan. Depresi lebih biasa terjadi pada orang-orang yang keluarga bioogisnya juga memiliki sejarah depresi.
·         Peristiwa hidup. Peristiwa-peristiwa seperti kematian atau kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan, dan tingkat stress tinggi bisa memicu depresi pada sebagian orang.
·         Trauma masa kecil. Peristiwa masa kecil, misalnya kekerasan atau kehilangan orangtua bisa menyebabkan perubahan di otak dan membuat orang lebih rentan terhadap depresi.
·         Pola belajar berpikir negatif. Depresi pada remaja bisa terkait pada pelajaran merasa tak berdaya ketimbang balajar untuk mampu menemukan solusi pada permasalahan hidup.

Faktor risiko Meskipun penyebab pasti depresi masih belum diketahui, beberapa faktor seperti bisa meingkatkan risiko timbulnya atau memicu depresi pada remaja, termasuk di antaranya:
·         Depresi lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pada pria
·         Mengalami peristiwa hidup yang bisa membuat stres, misalkan kematian orang yang dicintai
·         Pernah mengalami penyiksaan fisik atau penyiksaan seksual
·         Pernah menjadi korban atau menyaksikan kekerasan
·         Memiliki orangtua tegas yang mudah menyalahkan atau menghukum
·         Perceraian orangtua
·         Memiliki gangguan kecemasan

Remaja putri yang mengalami masa pubertas lebih awal memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan perubahan fisik maupun hormonal yang terjadi pada saat pubertas dipersepsikan secara berbeda oleh remaja perempuan dan laki-laki. Pada remaja putri, memiliki penilaian negatif terhadap tubuhnya,mereka sering merasa tidak puas pada tubuhnya, merasa dirinya gemuk, tidak menarik, dan wajahnya tidak cantik. Sebaliknya, remaja putra mempersepsikan hal itu secara positif. Menurut Steinberg (2002), remaja putri memiliki hormon oxytocin yang lebih tinggi dibanding putra. Hal ini menyebabkan remaja putri memiliki ketertarikan yang lebih tinggi pada hubungan interpersonal. Tingginya intensitas untuk berhubungan dengan orang lain, membuat remaja putri lebih tergantung pada orang lain yang dianggap dapat memberikan dukungan sosial. Akibatnya, remaja putri lebih peka terhadap penolakan orang lain, mudah merasa tidak puas dengan hubungan interpersonal, sehingga kondisi ini diyakini sebagai resiko munculnya depresi.
          Depresi dapat dicegah dengan cara selalu berpikiran positif, berolahraga dan dan selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Penanganan depresi pada remaja harus menggunakan konsep elektik-holistik yaitu penanganan lingkungan, psikoterapi dan metosa. Psikoterapi terapi yang dapat diberikan adalah terapi keluarga , psikoterapi interpersonal, dan terapi perilaku kognitif (cognitive behavior theraphty).












Daftar Pustaka






































Lembaran Khusus
Jelaskan dalam 1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay  tersebut?,kejadian apa yang memotivasi anda menulis essay  tersebut, bagaimanakah perasaan anda dengan masalah tersebut?, apa yang sudah anda ketahui?dan pengetahuan baru apa yang anda pelajari dalam perkuliahan? Serta apa rencana anda kedepan?
Judul essay yang saya buat bertemakan peran perawat komunitas dalam menyelesaikan masalah depresi pada remaja di perkotaan, saya memilih permasalahan tersebut dikarenakan saya melihat di perkotaan banyak sekali remaja yang bunuh diri akibat depresi yang dialaminya, entah itu dari faktor keluarga maupun lingkungan yang membuatnya menjadi tertekan.

          Banyaknya perilaku bullying di kalangan remaja yang mengakibatkan tingginya tingkat depresi.

                Depresi  yang  dialami  oleh  remaja  telah menarik minat para peneliti klinis  sejak  awal  1980  an  (Marcotte,  et  al.,  2002). Prevalensi penderita depresi pada  usia  remaja  menunjukkan  peningkatan  yang sangat tinggi dibandingkan dengan  usia  kanakkanak  dan  usia  dewasa.


Rencananya untuk masa depan saya akan menambah pengetahuan yang saya miliki dan keterampilan serta menjadi perawat yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar