PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH DEPRESI PADA REMAJA
DI
PERKOTAAN
MATA
KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
Oleh
:
Indah
Nurmalasari
NIM
: 1606450
FAKULTAS
PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
PERAN PERAWAT KOMUNITAS DALAM
MENYELESAIKAN MASALAH DEPRESI PADA REMAJA DI PERKOTAAN
Oleh:
Indah Nurmalasari, 1606450
Kondisi serius yang bisa
mempengaruhi emosi, pemikiran dan kelakuan merupakan depresi pada remaja.
Secara medis depresi pada remaja tidak berbeda jauh dengan depresi pada orang
dewasa, namun pada remaja memiliki gejala dan tantangan yang sangat unik. Pengharapan
akademik, tekanan dari teman dan perubahan bentuk tubuh atau fisik bisa menjadi
masa naik turunnya emosi menjadi masalah-masalah bagi remaja. Tujuan penulisan essay ini adalah untuk
membahas fenomena masalah depresi pada remaja. Adapun pokok-pokok bahasan yang
akan dibahas di essay ini meliputi: penjelasan rinci masalah, pendapat menurut
para ahli, gejala, penyebab dan faktor risiko, analisis, pencegahan.
Penyakit depresi merupakan
penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini banyak sekali ratusan juta
jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Penyakit depresi dapat terjadi bukan
hanya di kalangan remaja saja nanum dapat terjadi pada semua usia. Gangguan
depresi dapat menimbulkan penderitaan yang cukup berat. Depresi merupakan salah
satu faktor kesehatan dalam masyarakat. Biaya pengobatannya sangat besar dan
bila tidak diobati dapat terjadi hal yang sangat buruk seperti dapat
menimbulkan gangguan serius dalam fungsi sosial, kualitas hidup pada si
penderita, bahkan hingga kematian karena bunuh diri.
Menurut (Hurlock, 1973)
, masa remaja awal merupakan masa
transisi, dimana usia sekitar 13-16tahun atau bisa disebut usia belasan tahun ,
dimana terjadi juga perubahan pada diri baik secara fisik, psikis, maupun
secara sosial. Pada saat masa transisi remaja cenderung melepaskan ikatan dari
orang tua dan beralih pada teman sebaya untuk bersosialisasi tersebut.
Sedangkan menurut Chang dkk
dalam Sun & Hui, 2006. Bahwa persahabatan pada remaja sangat penting bagi
kehidupan sosial mereka dan dukungan pada keluarga menjadi salah satu faktor
utama yang sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja saat ini.
Yang
termasuk gejala depresi pada remaja :
·
Merasakan
kesedihan
·
Kehilangan
minat atau kesenangan pada aktivitas tertentu
·
Merasa
perasaannya terluka, frustrasi atau merasakan kemarahan, bahkan pada masalah
yang kecil
·
Susah tidur
atau terlalu banyak tidur
·
Perubahan
selera. Depresi seringkali menyebabkan penurunan selera dan berat badan, tapi
pada sebagian orang depresi bisa menyebabkan nafsu makan meningkat dan menambah
berat badan
·
Gelisah atau
tidak bisa rileks misalnya, mondar-mandir, meremas-remas tangan atau tidak
mampu duduk diam
·
Lambat dalam
berpikir, berbicara dan menggerakan badan Keletihan, kelelahan dan tenaga terkuras,
bahkan tugas yang ringan sepertinya sangat menguras tenaga Merasa seperti tidak
berharga atau bersalah, merasakan perasaan bersalah mendalam pada kesalahan
yang dibuat atau menyalahkan diri sendiri ketika sesuatu tidak berjalan dengan
benar
·
Bermasalah
ketika harus berpikir, konsentrasi membuat keputusan dan mengingat sesuatu.
·
Sering
memikirkan untuk mati, kematian atau bunuh diri
·
Menangis
dengan alasan yang tak jelas
Depresi pada
remaja sering terjadi bersamaan dengan masalah-masalah kelakuan dan masalah
kesehatan mental lainnnya misalnya kegelisahan atau gangguan kekurangan
perhatian/gangguan hiperaktif (ADHD).
Tidak
diketahui secara pasti apa penyebab depresi. Sama seperti penyakit mental
lainnya, depresi bisa muncul karena babarapa faktor.
Faktor
tersebut adalah :
·
Perbedaan secara
biologis.
Orang-orang yang depresi seperti memiliki perbedaan secara fisik pada otak
mereka ketimbang orang yang tidak mengidap depresi. Perbedaan signifikan ini
masih belum pasti tetapi pada akhirnya membantu menunjukkan penyebab depresi.
·
Neurotransmitter. Ini secara alami
terjadi di otak zat-zat yang berkaitan dengan suasana hati diduga berperan
secara langsung terhadap depresi.
·
Hormon. Perubahan
keseimbangan hormon tubuh memungkinkan menjadi pemicu yang menyebabkan depresi.
·
Bawaan keturunan. Depresi lebih biasa
terjadi pada orang-orang yang keluarga bioogisnya juga memiliki sejarah
depresi.
·
Peristiwa hidup. Peristiwa-peristiwa
seperti kematian atau kehilangan orang yang dicintai, masalah keuangan, dan
tingkat stress tinggi bisa memicu depresi pada sebagian orang.
·
Trauma masa kecil. Peristiwa masa
kecil, misalnya kekerasan atau kehilangan orangtua bisa menyebabkan perubahan
di otak dan membuat orang lebih rentan terhadap depresi.
·
Pola belajar
berpikir negatif.
Depresi pada remaja bisa terkait pada pelajaran merasa tak berdaya ketimbang
balajar untuk mampu menemukan solusi pada permasalahan hidup.
Faktor
risiko Meskipun penyebab pasti depresi masih belum diketahui, beberapa faktor
seperti bisa meingkatkan risiko timbulnya atau memicu depresi pada remaja,
termasuk di antaranya:
·
Depresi
lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pada pria
·
Mengalami
peristiwa hidup yang bisa membuat stres, misalkan kematian orang yang dicintai
·
Pernah
mengalami penyiksaan fisik atau penyiksaan seksual
·
Pernah
menjadi korban atau menyaksikan kekerasan
·
Memiliki
orangtua tegas yang mudah menyalahkan atau menghukum
·
Perceraian
orangtua
·
Memiliki
gangguan kecemasan
Remaja putri yang mengalami
masa pubertas lebih awal memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan perubahan fisik maupun hormonal yang
terjadi pada saat pubertas dipersepsikan secara berbeda oleh remaja perempuan
dan laki-laki. Pada remaja putri, memiliki penilaian negatif terhadap
tubuhnya,mereka sering merasa tidak puas pada tubuhnya, merasa dirinya gemuk,
tidak menarik, dan wajahnya tidak cantik. Sebaliknya, remaja putra
mempersepsikan hal itu secara positif. Menurut Steinberg (2002), remaja putri
memiliki hormon oxytocin yang lebih tinggi dibanding putra. Hal ini menyebabkan
remaja putri memiliki ketertarikan yang lebih tinggi pada hubungan
interpersonal. Tingginya intensitas untuk berhubungan dengan orang lain,
membuat remaja putri lebih tergantung pada orang lain yang dianggap dapat
memberikan dukungan sosial. Akibatnya, remaja putri lebih peka terhadap
penolakan orang lain, mudah merasa tidak puas dengan hubungan interpersonal,
sehingga kondisi ini diyakini sebagai resiko munculnya depresi.
Depresi dapat dicegah dengan cara
selalu berpikiran positif, berolahraga dan dan selalu menyibukkan diri dengan
hal-hal yang positif. Penanganan depresi pada remaja harus menggunakan konsep elektik-holistik
yaitu penanganan lingkungan, psikoterapi dan metosa. Psikoterapi terapi yang
dapat diberikan adalah terapi keluarga , psikoterapi interpersonal, dan terapi
perilaku kognitif (cognitive behavior theraphty).
Daftar Pustaka
Lembaran
Khusus
• Jelaskan
dalam 1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay tersebut?,kejadian apa yang memotivasi anda
menulis essay tersebut, bagaimanakah
perasaan anda dengan masalah tersebut?, apa yang sudah anda ketahui?dan
pengetahuan baru apa yang anda pelajari dalam perkuliahan? Serta apa rencana
anda kedepan?
Judul essay
yang saya buat bertemakan peran perawat komunitas dalam menyelesaikan masalah
depresi pada remaja di perkotaan, saya memilih permasalahan tersebut
dikarenakan saya melihat di perkotaan banyak sekali remaja yang bunuh diri
akibat depresi yang dialaminya, entah itu dari faktor keluarga maupun
lingkungan yang membuatnya menjadi tertekan.
Banyaknya perilaku bullying di
kalangan remaja yang mengakibatkan tingginya tingkat depresi.
Depresi yang
dialami oleh remaja
telah menarik minat para peneliti klinis
sejak awal 1980 an (Marcotte, et al.,
2002). Prevalensi penderita depresi pada usia
remaja menunjukkan peningkatan
yang sangat tinggi dibandingkan dengan usia
kanak‐kanak dan usia dewasa.
Rencananya
untuk masa depan saya akan menambah pengetahuan yang saya miliki dan
keterampilan serta menjadi perawat yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar