MASALAH KOTORAN SUNGAI DARI LIMBAH HEWAN DI PEDESAAN
MATA
KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
Oleh :
Hana
Aulia Fauziah
NIM :
160743
PROGRAM
STUDI D3 KEPERAWARAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
Masalah
Kotoran Di Pedesaan
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu
sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya
dilihat dari segi kesehatan nya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi
yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit” atau kesehatan tersebut.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan yang paling utama itu adalah lingkungan, bisa juga karena keturunan,
perilaku dan pelayan kesehatan. Selain berpengaruh kepada kesehatan, juga
berpengaruh satu sama lainnya. Status
kesehatan akan tercapai jika keempat faktor tersebut secara bersama-sama
mempunyai kondisi yang optimal pula. Jika satu faktor saja tidak optimal maka
status kesehatan akan tergeser dan dibawah optimal.
Pada dasarnya kesehatan lingkungan
adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup
kesehatan diantaranya mencakup perumahan, pembuangan sampah, pembuangan kotoran
manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan air kotor (air limbah), dan
lan lain.
Adapun yang dimaksud dengan usaha
kesehatan lingkungan adalah Suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang
hidup di dalamnya.
Dikawasan pedesaan, sungai biasanya dijadikan sebagai sumber air,
namun masyarakat mengerjakan segala aktivitasnya pada sungai tersebut. Air
sungai yang biasa nya dipakai untuk mandi, mencuci bahkan air minum sudah
tercemar kotoran manusia tentunya akan mengandung bakteri yang akan
mengganggu kesehatan.
Tetapi kebanyakan masyarakat desa belum menyadari hal itu, padahal jika
ditelusuri, air tersebut terasa sangat menjijikkan dan mengganggu kesehatan
masyarakat itu sendiri.
Sebagai contoh di Desa Tarumajaya dikelilingi
oleh kawasan hutan dan perkebunan teh. Sebagian besar kawasan di desa ini
adalah kawasan yang dikelola oleh Perum Perhutani dan PTPN VIII. Dengan panorama
alam yang indah di desa ini, sekilas tidak terlihat ada masalah di sini, hingga
kita melihat aliran Sungai Citarum yang melewati desa ini.
Tidak sampai 1 kilometer dari Situ Cisanti,
tempat penampungan 7 mata air yang membentuk aliran Sungai Citarum,
kandang-kandang sapi di permukiman warga menggelontorkan limbah kotoran sapinya
ke aliran ini. Lokasi pertama permukiman warga dan kandang sapi berada di
Kampung Pejaten, Desa Tarumajaya. Setiap hari aliran Sungai Citarum yang masih
kecil ini diwarnai oleh nuansa hijau tua kotoran sapi.
Dari data Kecamatan Kertasari tahun 2010,
disebutkan bahwa wilayah Desa Tarumajaya dibagi dalam 7 dusun yang meliputi 27
RW dan 106 RT. Jumlah penduduk Desa Tarumajaya pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 14.048 jiwa yang terdiri dari 6.962 jiwa laki-laki dan 7.086 jiwa
perempuan dari 4.243 kepala keluarga. Tercatat ada sekitar 784 peternak di desa
ini.
Sedangkan dari kegiatan dokumentasi di aliran 10
km Sungai Citarum yang dilakukan Cita-Citarum dan Citarum Recovery Program
(CRP) bersama warga pada bulan Juni 2013 lalu, setidaknya ditemukan 24 kandang
sapi dan sekitar 663 ekor sapi. Sebagian besar peternak masih membuang limbah
kotoran sapi ke sungai, akibatnya sungai yang awalnya bersih yang biasa dipakai
masyarakat untuk mandi dan sebagainya menjadi tercemar dan menularkan penyakit.
Adapun penyakit yang
biasanya terjadi di Pedesaan yaitu penyakit Herpes. Herpes itu sendiri
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus anggota famili hepertoviridae.
Oleh karena itu apalagi seseorang menderita penyakit ini maka akan terlihat
suatu ruam bintik – bintik merah nanah yang berkelompok, virus ini kebanyakan
menyerang pada bagian kulit dan selaput lendir. Herpes menular dari benda
biasanya di pedesaan banyak barang atau benda yang berkarat dan kotor yang bisa
menyebabkan virus. Ciri – ciri penyakit herpes contohnya menimbulkang bengkak,
bernanah, kulit kering, tidak dari benda saja Herpes pun menular dari binatang
biasanya di pedesaan jauh lebih banyak binatang liar yang kotor yang menimbulkan
virus seperti contohnya kotoran hewan yang dibuang ke aliran sungai, efek ini
bisa membahayakan untuk warga terutama anak – anak dan karena minimnya tempat
pengobatan di pedesaan biasanya warga desa biasa mengobati diri mereka dengan
cara sendiri yang bisa mengakibatkan infeksi sebagian besarnya.
Seharusnya pemerintah
lebih memerhatikan lagi warganya dalam kesehatan dan kebersihan tidak hanya di
perkotaan saja tetapi di pedesaan juga, tidak hanya di lingkungan luar tetapi
di lingkungan dalam dan keluarga masing – masing pun harus dijaga agar tidak
terkena penyakit Herpes ataupun gatal – gatal dan infeksi lain nya, tetpai
penyakit paling berbahaya adalah penyakit Herpes karena penanganan nya yang
lama dan susah untuk di obati nya, Herpes pun bisa menular dari satu orang ke
orang yang lain nya, oleh sebab itu harus menjaga kebersihan dalam bentuk
apapun baik benda seperti peralatan yang ada di rumah untuk digunakan sehari –
hari, air bersih yang mengalir tidak air yang sudah tercemar kotoran, jika menggunakan
kamar mandi gunakan kamar mandi yang bersih dan tidak bau maupun kotor, tempat
tinja di buang selayaknya pada umum nya, dan diberikan pengarahan untuk soal
kebersihan dan kesehatan.
Daftar Pustaka.
http://aleshaza.blogspot.co.id/2013/08/kesehatan-masyarakat
http://citarum.org/info-citarum/berita-artikel/730-kotoran-ternak-masalah-dan-peluang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar