LGBT, PENYAKIT MENULAR YANG
MEMBAHAYAKAN MORAL BANGSA
MATA
KULIAH SOSIOLOGI KESEHATAN
Oleh
:
Dikha
Disya Dahliana
NIM
: 1602122
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN
KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
LGBT, PENYAKIT MENULAR YANG
MEMBAHAYAKAN MORAL BANGSA
Oleh
: Dikha Disya Dahliana NIM : 1602122
Pada zaman era globalisasi dan
modern banyak bermunculan macam-macam perilaku manusia, baik yang menyimpang
ataupun tidak. Contohnya seperti LGBT. Bahkan karena penyimpangan tersebut,
banyak anak remaja ataupun penerus masa depan yang mengikuti perilaku tak
wajar, tanpa menyadari dampak kedepannya. Mereka mengira perilaku tersebut
adalah hal yang wajar, tetapi kita melihat dari kehidupan sekarang. Dari
awalnya mengikuti tren masa kini, menjadikan para remaja memiliki perilaku yang
menyimpang dari sesuatu yang menjadi kodratnya manusia. Hal tersebut
menimbulkan efek buruk pada bangsa Indonesia dari segi aspek fisik maupun aspek
psikologis. Tujuan penulisan essay ini adalah untuk membahas fenomena masalah
LGBT yang terjadi di Indonesia. Adapun pokok-pokok bahasan yang akan dibahas di
essay ini meliputi: penjelasan rinci masalah, penjelasan teori-teori promosi
kesehatan yang terkait dengan masalah, pendapat yang bertolak belakang, pandangan
agama terhadap masalah, serta cara penanganan dari sudut pandang keperawatan.
Sebenarnya Indonesia secara kultural
atau adat istiadat memiliki berbagai budaya yang memperkenalkan jenis kelamin
selain laki-laki dan perempuan. Seperti Suku Bugis dari Sulawesi Selatan, mengenal lima jenis
kelamin yaitu lelaki, perempuan, calalai atau laki-laki yang lemah gemulai
seperti perempuan, calabai atau perempuan yang tomboi seperti laki-laki dan
bissu, seorang yang bukan laki-laki dan bukan pula perempuan. Banyaknya
perbedaan suku dan budaya di Indonesia, menyebabkan banyaknya paham yang
berbeda antara satu suku dengan suku lainnya.
LGBT singkatan dari lesbian, gay, bixesual dan transgender.
Istilah
yang selalu digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan sebutan
"komunitas gay" karena LGBT lebih mewakili kelompok-kelompok yang ada.
Singkatan ini dibuat dengan tujuan menekankan keanekaragaman "keanekaragaman
budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender". Kadang-kadang
istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang heteroseksual, bukan hanya
homoseksual, biseksual, atau transgender.
LGBT ialah penyimpangan seksualitas
yang bertentangan dengan agama, fitrah manusia serta adat istiadat masyarakat
Indonesia. Lesbian istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya
kepada sesama perempuan, merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik
secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Sedangkan Gay adalah istilah
yang umumnya digunakan merujuk orang
homoseksual atau sifat-sifat homoseksual. Sedikit berbeda dengan bisexual, yaitu
individu yang dapat menikmati hubungan emosional dan seksual dengan orang dari
kedua jenis kelamin baik pria ataupun wanita. Sedangkan transgender merupakan
ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk
kepada dirinya. Seseorang yang transgender dapat menjadikan dirinya sebagai
seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual tergantung dengan
jenis kelamin yang dia yakini.
Isu mengenai LGBT menuai
kontroversi diberbagai penjuru dunia, terutama di Indonesia. Dikarenakan,
sebagian masyarakat Indonesia menilai LGBT bertentangan dengan ajaran
agama, yaitu syariat Islam. Sebagiannya justru yang pro dengan LGBT menyuarakan
hak kaum LGBT agar diakui keberadaannya dan tidak
dikucilkan. Sebagian masyarakat juga menyuarakan, LGBT bukanlah
penyakit. Namun, pendapat tersebut dipatahkan seorang psikiater yaitu Dr.
Fidiansyah yang menyatakanLGBT termasuk gangguan jiwa. Oleh sebab itu,
penyakit ini juga bisa menular kepada orang lain. Dia dan para psikiater
lainnya menyatakan justru ingin membantu. Karena dikatakan
sebagai penyakit atau gangguan jiwa, Fidiansyah pun menyatakan
LGBT bisa menular. Namun, bukan melalui virus dan bakteri tetapi dari
konsep perubahan perilaku dan pembiasaan. Dapat ditularkan dalam konsep
terdapat virus, ada kuman, tetaapi yang disebut dengan teori perilaku, yaitu
teori penularan dari konsep pembiasaan. Dengan mengikuti satu pola, akan
menjadi satu karakter, jadi kepribadian, pembentuk kebiasaan, dan sebagainya,
akhirnya menjadi penyakit. Menularnya dari konteks perubahan perilaku dan
pembiasaan.
Indonesia adalah penganut agama
Islam paling banyak di dunia dengan 87% dari warganya sebagai Muslim. Kebijakan
dari pihak berwenang Indonesia, tekanan sosial untuk menikah dan agama yang
mengartikan bahwa pada umumnya homoseksualitas tidak didukung dimasyarakat. Termasuk
Muslim tradisionalis dan modernis, dan juga kelompok agama lainnya seperti
Kristen, terutama Katolik Roma umumnya menentang homoseksualitas. Di dalam Islam LGBT dikenal dalam dua istilah, yaitu
Liwath (gay) dan Sihaaq (lesbian). Liwath (gay) ialah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seorang laki-laki dengan memasukan dzakar (penis)nya kedalam
dubur seorang laki-laki yang lain. Sedangkan liwath ialah penamaan yang
disebutkan kepada kaum Nabi Luth ‘Alaihis salam, dikarenakan kaum Nabi Luth
‘Alaihis salam yang pertama kali melakukan perbuatan tersebut (Hukmu al-liwath
wa al-Sihaaq, hal. 1). Perbuatan ini dinamakan dengan perbuatan yang keji
(fahisy) dan melampui batas (musrifun). Sebagaimana Allah menerangkan dalam al
Quran:
“Dan
(Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia
berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang
belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya
kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada
wanita, bahkan kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.” (TQS. Al ‘Araf: 80 –
81)
Ragam
orientasi seksualitas dengan gerakan pro LGBT barawal dari dalil relativisme
moral. Pandangan ini meyakini tidak ada aturan atau standar moralitas yang
bersifat absolute. Dalam relativisme moral menolak kebenaran tunggal dengan mengikatkan
semua orang. Kebenaran ini bersifat majemuk, tergantung pada individu, budaya,
dan dalam konteks sosial yang tertentu. Relativisme moral diangkat dari
pendapat Kaum Sofis (muncul pada zaman Yunani kuno) bahwa lembaga-lembaga
budaya, termasuk moral, hanya berdasar atas adat kebiasaan yang beragam dan
dapat berubah.
Akibat
yang ditimbulkan mereka menjadi kebal kritik atas praktik moral yang dilakukan.
Mereka menganggap siapapun tidak berhak mengklaim dirinya benar dan menyalahkan
pihak lain yang melanggar batasan moral. Menurut mereka standar moral hanya
berlaku pada beberapa orang atau relatif terhadap kelompok tertentu.Semua orang
harus ‘toleran’ pada perbedaan pandangan standar moralitas dalam budaya lain.
Pengaruh
LGBT dikalangan masyarakat dan khususnya remaja:
–
Pergaulan anak remaja jadi lebih tidak terkontrol lagi.
–
Masyarakat lebih takut apabila LGBT Ada di lingkungannya.
–
Bagi anak di bawah umur bisa meniru perilaku yang menyimpang bila tidak
diberikan pengawasan dari orangtua.
Banyak
orang mengalami rasa takut untuk waktu yang lama, takut “ketahuan” dan ditolak.
Penderitaan pribadi berkurang, dan harga diri menjadi makin kuat dari reaksi
positif yang diperoleh ketika memberitahu orang lain. Reaksi negatif
mengakibatkan perasaan negatif makin buruk dan menurunkan harga diri.
Ketika
seorang gay dan lesbian menutupi diri rapat-rapat soal orientasi seksualnya,
maka akan banyak yang beranggapan dia adalah seorang heteroseksual. Membuka
diri (coming out) memang tidak mudah, memerlukan proses dan pertimbangan yang
matang, tetapi kalau dia berani, bisa menjadi lebih baik meskipun biasanya akan
kehilangan keluarga, teman-teman, pekerjaan, mengalami kekerasan dan pelecehan
seksual dan lain-lain. Sisi baiknya kalau seorang gay dan lesbian membuka diri,
justru akan dapat diterima dan memiliki ruang yang luas untuk mengekspresikan/
mengaktualisasikan diri. Karenanya seorang gay dan lesbian yang ingin membuka
dirinya, dia harus mempersiapkan diri segala resiko yang mungkin terjadi.
Menjadi
perawat kita bisa menyikapinya dengan baik dalam pembelajaran asuhan
keperawatan seksualitas. LGBT adalah hal yang sampai sekarang belum menemukan titik
temu permasalahan tersebut. Bila tidak ada penyelesaiannya maka moral bangsa
Indonesia akan terpecah belah dan dapat membahayakan perilaku di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaran
Khusus
ü Jelaskan
dalam1 lembar khusus, mengapa anda memilih judul essay tersebut?,kejadianapa
yang memotivasi anda menulis essay tersebut, bagaimanakah perasaan anda
dengan masalah tersebut?, apa yang sudah anda ketahui?dan pengetahuan baru apa
yang anda pelajari dalam perkuliahan? Serta apa rencana anda kedepan?
Judul
essay yang saya pilih adalah “ LGBT penyakit menular yang membahayakan moral bangsa” dikarena banyak
sekali fenomena dibelahan dunia ini apalagi di Indonesia telah tersebar kasus
maraknya LGBT. LGBT adalah suatu penyakit yang ditularkan bukan dari virus
ataupun bakteri, tetapi LGBT ini meracuni oranglain dengan perilaku atau
tindakan yang dapat mengajak orang lain untuk menjadi seperti mereka.
LGBT
adalah penyakit berbahaya, yang mananya bila tidak ditindak lanjuti dengan
tegas, maka penyakit tersebut akan menular dan lama – kelamaan akan merusak
moral bangsa. LGBT perlaku yang bertentangan dengan agama maupun adat istiadat
di Indonesia. LGBT perilaku yang sangat menyimpang dari manusia normal. Adanya
ketidak terimanya mereka menjadi diri mereka sendiri. Peran sangat penting bagi
penderita LGBT ialah dorongan dari diri sendiri, keluarga dan orang terdekat
agar dapat berubah menjadi normal kembali.
Dalam
perkuliahan kita dapat mengetahui perilaku LGBT adalah perilaku yang sangat
menyimpang. Diharapkan kita sebagai generasi penurus masa depan jangan sampai
terjerumus kepada hal – hal negatif yang akan merusak masa depan kita. Menjadi
perawat kita bisa menyikapinya dengan baik dalam pembelajaran asuhan
keperawatan seksualitas. Membantu seorang LGBT agar hidupnya kembali normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar