MAKALAH
TERAPI KOMPLEMENTER
“MASSAGE”
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Sosiologi Kesehatan
Disusun Oleh:
1. Aliza
Mufida
2. Hana
Aulia Fauziah
3. Nurhasanah
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DIII – KEPERAWATAN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah Terpai Komplementer mata kuliah Sosioligi Kesehatan
ini dengan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Kami berharap makalah ini dapat
berguna bagi pembaca dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan. Untul itu, kmi
harap adanya kritik dan saran untuk perbaikan dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada yang lebih baik tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat diapahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami maupun orang lain.
Bandung, Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………. 1
BAB II DESKRIPSI UMUM…………………………………………………………. 2
2.1
Definisi……………………………………………………………………………… 2
2.2
Sejarah………………………………………………………………………………. 2
2.3 Cara
Kerja…………………………………………………………………………… 3
2.4 Implikasi
Keperawatan...…………………………………………………………… 4
2.5 Manfaat
Masase…………………………………………………………………….. 4
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………….... 6
3.1 Kritik
Analisis………………………………………………………………………. 6
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………. 8
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagaian aktivitas dan pekerjaan
membutuhkan energy dan kekuatan otot yang cukup besar sehingga dapat
menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya adalah nyeri pinggang.
Sekitar 80% setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami nyeri pada daerah
pinggang karena kesalahan postural tanpa mengenal jenis kelamin, tingkat sosial
dan pekerjaan.
Angka kejadian nyeri pinggang hampir sama pada semua
populasi masyarakat di seluruh dunia, baik di Negara maju maupun di Negara
berkembang. Dari hasil penelitian Cropcord Indonesia menunjukan bahwa penderita
nyeri pinggang pada jenis kelamin pria prevalensinya sebesar 18,2% dan pada
wanita sebesar 13,6%. Sedangkan dari popiulasi pernah mengalami nyeri pinggang
bahwa sekali dan lebih selama hidupnya antara 60% hingga 90%.
Penaganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi
farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase inhibitor sering
menimbulkan efek samping yaitu gangguan gastroimtestinal. Selain itu penggunaan
jangka panjangnya dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak
peptic, perforasi dan gangguan ginjal.
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang
dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Salah satu langkah sederhana dalam upaya
menurunkan nyeri dengan menggunakan stimulus kutaneus adalah dengan melakukan
masase dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan tehnik integrasi sensori
yang mempengaruhi aktifitas system saraf otonom. Apabila individu mempersiapkan
sentuhan sebagai stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi.
Relaksasi sangat penting dalam membantu klien untuk meningkatkan kenyamanan dan
membebaskan diri dari ketakutan serta stress akibat penyakit yang dialami dan
nyeri yang tak berkesudahan.
Selain itu rileks juga membantu mengurangi rasa cemas,
sehingga mencegah stimulus nyeri yang berlebihan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui Definisi
1.2.2 Untuk mengetahui Sejarah
1.2.3 Untuk mengetahui Cara Kerja
1.2.4 Untuk mengetahui Implikasi Keperawatan
1.2.5
Untuk mengetahui Manfaat
BAB II
DESKRIPSI UMUM
2.1 Definisi
Masase berasal dri bahasa Arab “mash” yang artinya
“menekan dengan lembut” atau dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat
atau melulut”. Akan tetapi istilah yang paling popular yang digunakan dalam
bahasa Perancis “masser” yang artinya “menggosok”. Menurut pengertiannya
massage yang berasal dari bahasa inggris “massage” adalah pemijatan pengurutan
dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan atau alat-alat
khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk
menghilangkan rasa lelah.
Massage adalah manipulasi aringan
lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi system saraf otot pernafasan
sirkulasi darah dan limfa secara local maupun umum. Massage menghasilkan suatu
stimulus pada jaringan tubuh dengan cara menekan dan meregangkan. Penekanan
menyebabkan kompresi jaringan lunak dan mengubah uung-ujung saraf yang berupa
jaringan reseptor, sedangkan peregangan memberikan ketegangan pada
jaringan-jaringan lunak. (C.K Giam, 1993: 172)
Massage merupakan tindakan
instingtif dan pengobatannya yang berdasarkan intuisi. Pada perkembangan
selanjutnya teknik mengurut dan teknik-teknik lainnya berkembang dan memiliki
pengaruh yang spesifik pada pemberiannya. (Harrold, 1992: 16)
2.2 Sejarah
Sejarah Perkembangan Masase
Masase sebagai cara pengobatan telah
dikenal sejak zaman pra sejarah oleh berbagai suku bangsa di dunia. Data-data
menunjukan bahwa usia masase sama tuanya dengan peradaban manusia.
Catatan sejarah menunjukan bahwa
bangsa Cina telah mengenal masase kurang lebih 3.000 tahun sebelum masehi.
Dalam ajaran-ajaran Kung Fhu Tzu, diketahui bahwa masase telah dipergunakan
bukan semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi juga sebagai salah
satu cara pengobatan. Demikian pula masase juga dikenall pleh bangsa Yunani
purba yang menggunakan masase sebagai bentuk kemewahan setelah melakukan
latihan-latihan gymnastic untuk membentuk keindahan tubuh.
Masase dapat menguatkan sendi-sendi
yang lemah dan melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekan masase,
pemijatan menuju kearah jantung disebut “Anaptripsis”, yaitu mulai dari kaki
menuju ke atas, sedangkan dari atas yaitu dari mulai kepala atau leher ke bawah
ke arah jantung.
Menjelang akhir abad XIX masase
telah benar-benar mempunyai kedudukan yang baik dala dunia pengobatan. Salah
satu dokter terkenal yaitu Dr. Mezger menyebarluaskan masase. Sejak saat itu
masase menjadi salah satu cara perawatan terkenal di Eropa dan Amerika.
Pada tahun 1894 wanita di Inggris
membentuk himpunan Massseuse dengan tuuan meningkatkan standar masase dan
memperbaiki status wanita yang memilih masase sebagai profesinya. Perhimpunan
tersebut kemudian bergabung dengan The Institute of Massage And Remedial
Exercice yang pada waktu itu anggotanya telah mencapai 5.000 orang. Masase dan
medical Gimnastyc terus berkembang menjadi Physical Treatment untuk melengkapi
perawatan pengobatan pembedahan.
Perkembangan Masase di Indonesia
Di Indonesia, masase telah dikenal
dengan sebutan daerah (pijat atau urut). Orang yang mempraktekan masase atau
pijat di Indonesia sering disebut dengan dukun pijat. Dalam melakukan pemijatan
seorang dukun pijat memperoleh keahliannya karena bakat keturunan dan
pengalaman prakteknya. Semakin tua usia seorang dukun praktek maka semakin ahli
juga kemampuan seorang dukun pijat tersebut.
Pada umumnya hasil pemijatan
memberikan rasa nyaman dan memuaskan pasiennya tetapi ada pula yang
meninggalkan rasa sakit setelah dipijat karena tekanan-tekanan yang diberikan
terlalu kuat. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman dan pengalaman
tentang masase yang benar. Pada tahun 1960 pernah diajarkan system dan teknik
masase swedia di Solo sebagai pedoman tata cara memijat yang benar.
Masase atau pijat merupakan
keterampilan yang melibatkan unsur-unsur pengetahuan naluri dan seni merawat
tubuh yang diperoleh dari seringnya melakukan praktek masase. Seorang pemijat
harus mempunyai kekuatan, kelincahan dan kerja tangan secara mekanis diarahkan
ke jantung untuk menghasilkan rasa nyaman dan menyegarkan sehingga rasa sakit
dari suatu cedera dapat berkurang.
Banyak kegiatan olahraga yang dapat
menyebabkan terjadinya cedera baik itu ringan ataupun berat. Maka dalam sebuah
Tim Olahraga masseur (pelaku praktek Masase) sangat dibutuhkan. Namun jika
terjadi cedera menyebabkan patah tulang maka sebaiknya pasien segera dibawa
kerumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
2.3 Cara Kerja
Tindakan keperawatan dengan cara
memberikan masase pada klien dalam memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada otot
atau tulang. Tindakan masase ini hanya membantu mengurangi rasa nyeri akibat
sirkulasi yang tidak lancar.
Tujuan dilakukan masase ini adalah:
1.
Meningkatkan
sirkulasi pada daerah yang diberikan masase.
2.
Meningkatkan
relaksasi tubuh.
Adapun
beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan masase adalah:
1.
Minyak
zaitun atau minyak apapun sejenisnya.
2.
Handuk,
untuk mengeringkan tubuh dari minyak.
Prosedur Kerja dari masase adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
kepada klien prosedur apa saja yang akan dilakukan.
2.
Mencuci
tangan terlebih dahulu untuk menjaga kebersihan.
3.
Melakukan
masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit.
4.
Melakukan
masase menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan yang halus. Berikut
ini adalah teknik-teknik yang terdapat pada masase:
a.
Teknik
masase dengan tekanan pendek, cepat, dan bergantian dengan menggunakan telapak
tangan dan jari dengan memberikan
tekanan yang ringan. Teknik ini biasa dilakukan pada pasien penderita nyeri
pinggang.
b.
Teknik
remasan dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada daerah sekitar bahu.
c.
Teknik
masase dengan gerakan menggesek ibu jari dengan gerakan memutar, dilakukan bila
rasa nyeri terdapat di daerah punggung dan pinggang.
d.
Teknik
Efakurasi dengan kedua tangan, dapat dilakukan bila nyeri terjadi pada punggung
atau pinggang.
e.
Teknik
petrisasi, menekan punggung secara horizontal.
5.
Cuci
tangan setelah melakukan prosedur masase.
6.
Catat
respon pasien setelah dilakukan tindakan masase.
2.4 Implikasi Keperawatan
1.
Kegeliasahan
2.
Peradangan
3.
Nyeri
punggung
4.
Rasa
nyeri yang kronis
5.
Sulit
buang air besar
6.
Depresi
7.
Sakit
kepala
8.
Tekanan
darah tinggi
9.
Insomnia
2.5 Manfaat Masase
Selain meringankan nyeri pada bagian nyeri tertentu,
masase ini pun memiliki beberapa manfaat lainnya, yaitu:
1.
Mengurangi
tekanan pada otot
2.
Mengurangi
Hormon Stress
3.
Memperlancar
sirkulasi darah
4.
Merangsang
system Limfatik
5.
Meningkatkan
mobilitas dan kelenturan persendian
6.
Menyegarkan
permukaan kulit
7.
Mempercepat
pemulihan cedera pada jaringan lunak
8.
Menambah
kewaspadaan mental
9.
Menguragi
kegelisahan dan depresi
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kritik Analisis
Masase atau pijat ini dilihat dari
tata cara prakteknya hampir tidak memiliki efek samping jika yang melakukan
pijat tersebut paham dan memiliki ilmu yang cukup matang dalam bidang ini.
Selain itu dalam cara prakteknya pun tidak menggunakan obat atau pun bahan
kimia lainnya. Sehingga aman dipraktekna kepada segala usia bahkan kepada bayi
sekali pun. Selain dapat mengurangi rasa nyeri masase ini pun dapat membantu
melancarkan sirkulasi.
Selain dapat
mengurangi rasa nyeri pada bagian tertentu, penelitian modern ternyata
menunjukan bahwa masase juga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai macam
gangguan seperti:
a.
Kegelisahan
b.
Peradangan
c.
Nyeri
punggung
d.
Sulit
buang air besar
e.
Rasa
nyeri yang kronis
f.
Sakit
kepala
g.
Depresi
h.
Tekanan
darah tinggi, bahkan sampai
i.
Insomnia
Relaksasi yang menyeluruh dapat dirasakan langsung
setelah mendapat perlakuan masase ini, hal ini dapat terjadi karena masase
dapat memicu terlepasnya Endrofin yang menghasilkan perasaan nyaman. Tingkat
hormin stress yang tinggi dapat menurunkan system imun pada tubuh. Adapun
beberapa manfaat atau keuntungan dari masase ini, diantaranya:
1.
Mengurangi
tekanan pada Otot
2.
Memperbaiki
Sirkulasi darah
3.
Merangsang
system limfatik
4.
Mengurangi
hormone stress
5.
Meningkatkan
mobilitas persendian dan kelenturan
6.
Menyegarkan
permukaan kulit
7.
Mempercepat
pemulihan cedera pada jaringan lunak
8.
Menambah
kewaspadaan mental
9.
Mengurangi
kegelisahan dan depresi
Maka dari itu terapi koplementer masase ini sangat
dianjurkan untuk membantu mempercepat pemulihan cedera otot dan juga sebagai
relaksasi pemanjaan tubuh setelah bekerja begitu keras. Namun ada beberapa hal
yang harus diperhatikan sebelum melakukan masase. Pastikan bahwa masseur atau
orang yang melakukan pemijatan adalah orang yang memang benar-benar ahli dalam
bidang ini dan juga memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang cukup baik. Karena, jika seorang masseur amatiran akan
menimbulkan efek samping yang berat seperti bertambah parahnya nyeri atau
cedera pada otot. Selain itu pastikan kebersihan masseur dan telitilah bahan
yang digunakan oleh masseur tersebut, seperti minya jenis apa yang digunakan
untuk melakukan masase agar terhindar
dari iritasi atau alergi pada kulit.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masase yang berarti menekan dengan lembut atau memijat
ini sudah dikenal diberbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia dari zaman
kuno. Di Indonesia sendiri masase dikenal dengan sebutan pijat, dan orang yang
dapat malakukan pijat ini disebut dengan dukun pijat.
Masase atau pijat ini dilakukan pada
pasien yang menderita cedera pada otot tertentu. Pada umumnya pasien dengan
keluhan nyeri pinggang, punggung dan bahu yang melakukan masase. Namun
berdasarkan penelitian masase tidak hanya dapat mengurangi rasa nyeri pada
bagian yang cedera saja. Masase juga dapat membantu memperlancar sirkulasi
darah, mengurangi hormone stress, dapat menurunkan tekanan darah tinggi,
peradangan, selain itu masase juga dapat meningkatkan mobilitas persendian dan
kelenturan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A.Aziz
Alimul & Uliyah Musrifatul. 2004.Buku
Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC.